Perdoki: minyak kelapa sawit bermanfaat bagi kesehatan

id Kelapa sawit

Perdoki: minyak kelapa sawit bermanfaat bagi kesehatan

Pertemuan Ilmiah Tahunan XII yang diselenggarakan oleh Perdoki dengan tema "The role of Occupational Medicine in Keeping The Workers in Their Job", dan Sosialisasi mengenai isu dan manfaat kelapa sawit di Yogyakarta, Minggu. (Foto Antara/Luqman Hakim) (Foto Antara/Luqman Hakim/)

Yogyakarta, (Antaranews Jogja) - Perhimpunan Spesialis Kedokteran Okupasi Indonesia (Perdoki) menyatakan minyak kelapa sawit tidak berbahaya bagi tubuh sebaliknya memiliki banyak manfaat salah satunya kandungan Vitamin E yang bisa menjadi antioksidan bagi tubuh.

 "Minyak nabati pohon jenis serabut ini sejatinya banyak mengandung unsur vitamin dan protein yang sangat berguna untuk kesehatan tubuh manusia," kata Perwakilan Perdoki Harianto saat Pertemuan Ilmiah Tahunan XII yang diselenggarakan oleh Perdoki dengan tema "The role of Occupational Medicine in Keeping The Workers in Their Job", dan Sosialisasi mengenai isu dan manfaat kelapa sawit di Yogyakarta, Minggu.

Menurut Harianto, selama ini masyarakat beranggapan bahwa minyak kelapa sawit tidak sehat. Kerap orang dijejali informasi bahwa minyak kelapa sawit mengandung asam lemak trans (trans fat free).

 "Padahal tidak mengandung lemak trans. Minyak kelapa sawit justru mengandung asam lemak jenuh dan tak jenuh dengan proporsi masing-masing 50 persen," kata dia.

Karena kandungan dua lemak (jenuh dan tak jenuh) seimbang, menurut dia, justru minyak ini lebih sehat dan bermanfaat bagi tubuh dibandingkan minyak nabati lainnya.

Ia menyebutkan minyak nabati lain komposis dua lemak selalu tidak imbang. Seperti minyak kedelai kandungannya sekitar hampir 85 persen -90 persen asam lemak tidak jenuh, 10 persen-15 persen asam lemak jenuh. Sedangkan minyak kelapa memiliki kandungan 85 persen-90 persen asam lemak jenuh, sementara yang 10 persen -15 persen asam lemak tidak jenuh.

Lebih lanjut, kata dia, minyak kelapa sawit juga mengandung pitosterol yakni senyawa yang secara ilmiah justru terbukti membantu menurunkan kolesterol. Senyawa yang terkandung dalam minyak kelapa sawit ini telah dikaitkan dengan berbagai manfaat seperti memperbaiki fungsi otak, mengurangi risiko penggumpalan darah arteri (efek antitrombotik), dan menurunkan tekanan darah.

Sementara itu, Guru Besar Fakultas Teknologi Pertanian UGM Prof Sri Raharjo mengatakan selama 30 tahun terakhir banyak negara, khususnya di Amerika Serikat menginstruksikan kepada warganya agar mengurangi mengonsumsi kelapa sawit karena kandungan lemak jenuh yang dianggap dapat meningkatkan kolesterol darah dan memicu penyakit jantung koroner.

"Namun ketika warga AS sudah melakukan rekomendasi untuk mengurangi konsumsi minyak sawit, justru angka pasien jantung koroner di sana meningkat. Artinya setelah lemak jenuh tidak terbukti, kini berganti menyasar gula sebagai `kambing hitam`," kata dia.

Ia mengatakan studi terbaru dari The European Prospective Investigation into Cancer and Nutrition-Netherlands menyatakan bahwa hubungan antara asam lemak jenuh, diet dan penyakit jantung iskemik bergantung pada jenis dan sumber asam lemak. "Bahkan beberapa penelitian terbaru menemukan bahwa tidak ada kaitan antara lemak jenuh dan penyakit jantung," kata dia.

Ketua Penyelenggara Pertemuan Ilmiah Tahunan XII Perdoki, Astrid Sulistomo mengatakan Pertemuan Ilmiah Tahunan (PIT) tahun ini dihadiri oleh 500 peserta yang terdiri dari Dokter Spesialis Okupasi, Dokter Umum, Tenaga Kesehatan serta ahli K3 dari seluruh Indonesia, yang merupakan wadah untuk berbagi dan berdiskusi perkembangan ilmu kedokteran okupasi terbaru dengan menghadirkan pembicara pakar kesehatan kerja dari berbagai negara seperti Indonesia, Korea Selatan, Singapura, Filipina dan Brunei Darussalam.

"Dengan adanya pertemuan ilmiah seperti ini diharapkan dapat meningkatkan ilmu dan keterampilan terkait kedokteran kerja sehingga peserta dapat mengimplementasikannya dalam program kesehatan di tempat kerja masing-masing" kata dia. (L007).

 
Pewarta :
Editor: Victorianus Sat Pranyoto
COPYRIGHT © ANTARA 2024