Dosen Farmasi UGM kembangkan formula antihama dari cangkang kepiting

id Antihama,Kepiting,Ugm

Dosen Farmasi UGM kembangkan formula antihama dari cangkang kepiting

Dosen Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada Ronny Martien menunjukkan formula nanokitosan dari limbah cangkang kepiting menekan hama pertanian di Kantor Humas UGM, Yogyakarta, Jumat. (Foto Antara/Luqman Hakim)

Yogyakarta (Antaranews Jogja) - Dosen Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada Ronny Martien berhasil mengolah limbah cangkang kepiting dan udang menjadi formula 'nanokitosan' untuk menekan hama pertanian yang ramah lingkungan.
         
Ronny saat jumpa pers di Kampus UGM, Jumat, mengatakan ide pengembangan formula nanokitosan itu berawal dari keprihatinannya terhadap maraknya penggunaan pestisida untuk membasmi hama, khususnya di perkebunan sayur dan buah di daerah Ngablak Kopeng, Jawa Tengah.
         
"Penggunaan pestisida dalam jumlah besar yang dilakulan petani memang mampu mengurangi serangan hama perkebunan, tetapi itu berbahaya," kata Ronny.
       
Dengan keprihatinan itu, kata dia, lantas muncul ide untuk membuat nanokitosan untuk melindungi tanaman dari hama dari limbah cangkang kepiting dan udang.
       
Selain mengandung senyawa kitin yang kemudian bisa diubah menjadi kitosan dalam ukuran nano partikel berwujud cair, pemilihan cangkang udang dan kepiting itu, menurut Ronny, cukup strategis karena sumber daya kelautan di Indonesia cukup melimpah.
       
Formula nanokitosan yang dikembangkan, menurut dia, mengadung antimikroba sehingga memiliki kemampuan menghambat pertumbuhan bakteri dan jamur serta bersifat nontoksik.
       
"Bukan seperti pestisida yang membunuh hama, tetapi nanokitosan disemprotkan untuk melapisi tanaman sehingga melindungi dari serangan hama," kata dia.
       
Ia mengatakan karena nanokitosan itu merupakan biopolimer atau polimer alam maka aman bagi manusia dan ramah lingkungan. 
     
"Formula ini juga dapat menyuburkan tanaman karena memiliki kemampuan mengikat unsur hara di alam sehingga dapat meningkatkan produktivitas tanaman," kata Ronny.
         
Ia mengatakan saat ini formula tersebut telah dimanfaatkan oleh petani di berbagai wilayah Indonesia seperti di Kopeng,  Tawangmangu, Kediri, dan Lombok Barat.
         
Lebih dari itu, ia menambahkan, formula dari limbah cangkang kepiting dan udang yang ia kembangkan itu juga dapat dimanfaatkan sebagai pengawet buah, sayur, ikan, serta bahan pangan lainnya  yang aman bagi tubuh.
         
"Bisa memperpanjang umur simpan produk makanan hingga tiga bulan dan juga menjaga kualitas produk," kata Ronny.