Sleman (ANTARA) - Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta memperkirakan selain lahan tadah hujan padi gogo, ada sekitar 50 hektare lahan sawah yang terancam kekeringan dan puso memasuki musim kemarau tahun ini.
"Untuk lahan tadah hujan padi gogo sejauh ini sudah ada 148 hektare lahan yang puso akibat kekeringan. Namun ada juga sekitar 50 hektare lahan sawah yang terancam kekeringan dan puso," kata Kepala Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan Kabupaten Sleman, Heru Saptono di Sleman, Minggu.
Menurut Heru, untuk lahan tadah hujan yang puso terdapat di kawasan perbukitan Kecamatan Prambanan, sedangkan lahan sawah yang terancam kekeringan berada di Kecamatan Kalasan bagian Utara.
"Permasalahan kekeringan sawah memang petani mengalami kesulitan air. Meskipun di daerah tersebut ada Selokan Mataram yang biasanya menjadi sumber air utama untuk sawah. Namun airnya yang tidak bisa sampai ke lahan. Biasanya itu di sisi utara Selokan Mataram," katanya.
Ia mengatakan, kondisi tersebut sudah berlangsung hampir setiap tahun. Seperti tahun lalu di daerah Desa Selomartani, Kalasan, lahan pertanian juga mengalami kekeringan. Pihaknya kemudian memberikan bantuan berupa pompa air.
"Di sisi utara Selokan Mataram memang sudah ada sumur bor dalam dari Pemprov DIY, namun belum maksimal," katanya.
Heru mengatakan, selain itu permasalahan lain juga karena para petani salah dalam memprediksi cuaca dan masih menerapkan pola tanam seperti pada 2018, dimana saat itu kendati kemarau masih ada hujan, sementara kemarau tahun ini benar-benar akan kering.
"Tahun kemarin fenomenanya kemarau basah, sehingga masih sering turun hujan di musim kemarau, sedangkan tahun ini benar-benar kering," katanya.
Ia mengatakan, pihaknya telah meminta kepada para petani agar menyesuaikan komoditi yang ditanam pada kemarau tahun ini, seperti palawija yang tidak terlalu membutuhkan banyak air.
"Namun secara total, lahan puso tahun ini tidak akan berpengaruh terhadap hasil produksi beras di Sleman. Sebab, Sleman masih memiliki 18 ribuan hektare lahan padi produktif," katanya.
Baca juga: Petani Gunung Kidul memanfaatkan padi puso untuk pakan ternak
Berita Lainnya
Tanaman padi seluas 570 hektare di Kulon Progo diasuransikan
Kamis, 18 April 2024 14:43 Wib
Kementan: Listrik masuk sawah untuk optimalkan pompanisasi
Senin, 15 April 2024 6:14 Wib
Tangani efek El Nino, pemerintah intensifkan pompanisasi
Kamis, 11 April 2024 14:03 Wib
Dinas Pertanian Kulon Progo awasi pangan asal hewan di Pasar Bendungan
Senin, 8 April 2024 16:22 Wib
Pengamat UGM: Pekerjaan di sektor pertanian perlu perhatian lebih besar
Jumat, 5 April 2024 22:49 Wib
Dinas Pertanian Gunungkidul beri bantuan alat pertanian pada petani
Senin, 1 April 2024 13:16 Wib
Alokasi pupuk Rp54 triliun mewujudkan swasembada pangan RI
Minggu, 31 Maret 2024 5:53 Wib
Memanfaatkan Sungai Winongo kecil, Bantul, DIY, untuk pertanian ekonomi pariwisata
Sabtu, 30 Maret 2024 22:25 Wib