Kulon Progo (ANTARA) - Petani bawang merah di Desa Srikayangan, Kecamatan Sentolo, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, melakukan tanam perdana tanaman bawang merah di lahan seluas 200 hektare.
Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kulon Progo Aris Nugroho di Kulon Progo, Kamis, mengatakan Desa Srikayangan merupakan sentra komoditas bawang merah di Kulon Progo.
"Di Desa Srikayangan, rata-rata luas tanam 200 hektare dalam satu tahun," kata Aris.
Ia mengatakan pada 2019 ini, Dinas Pertanian dan Pangan mentargetkan luas tanam 616 hektare. Luas ini meningkat dibandingkan pada 2018 yang hanya 536 hektare. Luas panen sampai Agustus ini baru 33 hektare, karena luas tanam paling luas mulai Agustus, nanti mencapai 286 hektare.
Wilayah yang juga terdapat tanaman bawang merah, yakni Galur, Panjatan, Pengasih, Wates dan Lendah. Namun luasanya di bawah 80 hektare dalam satu tahun. Di kecamatan ini, musim tanamnya berbeda-beda karena disesuaikan pola tanam.
"Lahan bawang merah paling luas, ada di Kecamatan Sentolo, khususnya di Desa Srikayangan karena menjadi sentra produksi bawang merah," katanya.
Dari sisi agribisnis komoditas bawang merah, Dinas Pertanian dan Pangan melalukan pembinaan lengkap dari budi daya sampai pengolahan hasil. Kulon Progo mendapat bantuan dari Bank Indonesia Perwakilan DIY berupa peralatan pengolahan hasil, dan sudah berjalan baik.
"Kemasan bawang merah olahan sudah baik. Merek yang digunakan "Super Bram"," katanya.
Kemudian, dari sisi masa tanam, Dinas Pertanian dan Pangan melakukan pendampingan pembibitan bawang lokal varietas unggul. Benih lokal Srikayangan sudah dilepas ke pasar nasional dengan varietas Srikayang.
"Benih lokal ini dimanfaatkan petani sebagai benih lokal. Hasil panen dari benih ini sangat bagus, mulai dari daging tebal dan besar," katanya.
Asisten Daerah II Bidang Perekonomian dan SDA Setda Kulon Progo Bambang Tri Budi mengatakan petani di Kecamatan Sentolo pada musim tanam III yang menanam bawang merah cukup besar. Sehingga, ia berharap luas tanam semakin meningkat.
"Pada 2018, petani yang tanam baru Bulak Srikayangan, harapannya disusul Bulak Tuksono, Salamrejo, dan Sukoreno yang masuk dalam satu kawasan bisa tanam bawang merah. Semula hanya 160 hektare hingga 200 hektare, kalau empat desa ini bisa tanam, maka di kawasan ini bisa 500 hektare hingga 600 hektare," katanya.
Bambang berharap petani dan petugas penyuluh pertanian dan pengendali organisme pengganggu tanaman bisa saling koordinasi untuk mengatasi berbagai dinamika persoalan yang ada di lapangan.
"Hal ini mengingat komoditas bawang merah ini investasinya cukup besar," katanya.
Berita Lainnya
Meski harga melonjak, Indonesia tak impor bawang merah
Kamis, 25 April 2024 13:09 Wib
PSSI protes kinerja wasit Nasrullo Kabirov
Selasa, 16 April 2024 12:29 Wib
BRIN sedang meneliti manfaat abu terbang batu bara guna budidaya bawang merah
Senin, 1 April 2024 15:36 Wib
AS habisi Houthi di Laut Merah
Jumat, 29 Maret 2024 11:38 Wib
Yaman akan terus serang kapal di Laut Merah
Rabu, 20 Maret 2024 4:48 Wib
Bantul sebut ketersediaan bawang merah aman
Jumat, 15 Maret 2024 1:59 Wib
Israel sandera 14 Staf Bulan Sabit Merah Palestina
Rabu, 13 Maret 2024 9:34 Wib
AS-Inggris targetkan serang Houthi di Yaman
Selasa, 5 Maret 2024 9:50 Wib