"Hand sanitizers" dan masker aksesoris wajib di LFW 2020

id London fashion week, fashion, coronavirus, virus corona

"Hand sanitizers" dan masker aksesoris wajib di LFW 2020

Pecinta fesyen asal Lithuania Gerda Liudvinaviciute, Ingrida Jasinske dan Ruta Petrauskaite mengenakan masker dalam acara Fashion Scout yang merupakan bagian dari rangkaian acara London Fashion Week February 2020 di Victoria House, Bloomsbury, London. (ANTARA/Reuters).

Jakarta (ANTARA) - Cairan pembersih tangan (hand sanitizers) serta masker menjadi dua aksesoris wajib yang harus dikenakan peserta dan pengunjung pembukaan London Fashion Week 2020 (LFW 2020) pada Jumat (14/2) waktu setempat, di tengah kekhawatiran penyebaran virus corona.

Dua benda itu digunakan oleh hampir seluruh peserta dan pengunjung di pembukaan perhelatan itu. Para pecinta fesyen, yang antre untuk menonton pagelaran busana, mengenakan masker dengan aneka motif dan warna.

Baik para pembeli, perancang, siswa sekolah mode, serta influencer dari media sosial, datang ke perhelatan tersebut dengan rasa cemas akan penyebaran virus corona.

Kepala Eksekutif British Fashion Council Caroline Rush mengatakan jumlah peserta tahun ini mengalami penurunan karena virus corona. Dia menyebutkan bahwa wabah tersebut kini dampaknya dirasakan karena adanya penutupan jaringan transportasi dan pabrik-pabrik di China.

Lebih lanjut Rush mengatakan bahwa pihaknya menyediakan dispenser cairan pembersih tangan di setiap tempat dan menganjurkan untuk sering mencuci tangan guna mencegah penyebaran virus corona.

"Higienis adalah prioritas di sini," kata Rush kepada Reuters.

Sepi pengunjung

Agenda pagelaran busana diawali oleh desainer asal China, Yuhan Wang, yang mengaku telah mengatasi kesulitan yang ditimbulkan oleh wabah virus corona.

Wang, yang terkenal dengan desain femininnya, mengatakan pengiriman barang yang tertunda akibat virus corona telah mempengaruhi beberapa kreasinya, sehingga koleksi yang ditampilkan tidak persis seperti yang ia bayangkan.

Lebih lanjut, London Fashion Week akan memastikan bahwa jurnalis, pembeli dan influencer media sosial asal China yang tidak dapat hadir, masih dapat bergabung dengan mempromosikan konten dan mendorong percakapan di media sosial Weibo dan WeChat serta platform lainnya, kata Rush.

Sedikitnya jumlah pengunjung asal China berpotensi menjadi pukulan besar bagi merek fesyen mewah, karena para sosialita negara itu menyumbang sepertiga dari penjualan global fesyen mewah pada 2018, menurut Bain & Company.

Pewarta :
Editor: Eka Arifa
COPYRIGHT © ANTARA 2024