Jakarta (ANTARA) - Lembaga Administrasi Produk Medis Nasional China (NMPA), Sabtu, memberikan persetujuan vaksin protein rekombinan COVID-19 yang pertama kalinya terbuat dari sel serangga untuk diuji coba.
Sebelumnya vaksin tersebut telah dites pada beberapa ekor monyet dan binatang lainnya. Hasilnya, vaksin tersebut memiliki dampak positif membasmi infeksi COVID-19 tanpa adanya efek samping.
Teknologi tersebut diharapkan mudah digunakan sehingga vaksin itu bisa diproduksi secara massal, tulis Chinanews.com.
Vaksin tersebut dikembangkan oleh Laboratorium Utama Terapi Biologi pada Sichuan University yang berafiliasi dengan West China Hospital.
Vaksin tersebut memanfaatkan sel serangga agar bisa berkembang biak di dalam media kultur dan memasukkan gen COVID-19 ke dalam sel serangga.
Dengan demikian, maka sel tersebut dapat digunakan untuk menghasilkan protein vaksin rekombinan berkualitas tinggi dan memurnikannya dalam tahap penyempurnaan.
Keamanan penggunaan serangga untuk memproduksi vaksin protein rekombinan telah dibuktikan dengan keberhasilan pengembangan dan pemasaran vaksin kanker serviks dan influensa di Eropa dan Amerika Serikat.
Pada April lalu West China Hospital, tim penelitian vaksin, dan industri biologi mendirikan satu perusahaan baru yang merancang lini produksi vaksin berkapasitas 100 juta dosis per tahun.
Sementara itu, vaksin inaktif COVID-19 buatan China telah memasuki uji coba klinis tahap ketiga di Peru pada Kamis (20/8).
Dua bulan sebelumnya inaktif vaksin tersebut juga mendapat persetujuan uji klinis tahap ketiga di Uni Emirat Arab.
Para peneliti yakin pada saat vaksin sudah tersedia, maka China akan memberikan vaksin tersebut kepada beberapa negara yang bekerja sama dalam pembiayaan atau memberikan donasi.
Berita Lainnya
Tjandra Yoga Aditama meraih rekor MURI penulis COVID-19 terbanyak
Selasa, 9 April 2024 12:36 Wib
OJK: Restrukturisasi kredit COVID-19 di Indonesia berakhir
Senin, 1 April 2024 18:54 Wib
Pandemi COVID-19 momentum hadapi virus X di Indonesia
Senin, 4 Maret 2024 4:57 Wib
Bahaya pneumonia dan COVID-19 pada bayi
Senin, 12 Februari 2024 23:08 Wib
KBS berinovasi pascapandemi COVID-19 dongkrak wisatawan
Minggu, 11 Februari 2024 16:58 Wib
Guru Besar UGM sebut AI dan big data bisa percepat pengembangan obat baru
Sabtu, 10 Februari 2024 11:42 Wib
Peneliti UGM: Limbah rumah tangga dapat untuk deteksi COVID-19
Selasa, 30 Januari 2024 21:25 Wib
Akibat COVID-19, WNI "overstay" di Jepang meninggal dunia
Jumat, 26 Januari 2024 6:45 Wib