Indonesia menerima 1,4 juta dosis vaksin Sinopharm
Jakarta (ANTARA) - Indonesia kembali menerima 1,4 juta dosis atau setara 704.000 vial vaksin COVID-19 produksi Sinopharm, Jumat siang, yang akan digunakan untuk program Vaksinasi Gotong Royong.
"Ini adalah tahap keempat rangkaian kedatangan vaksin Sinopharm yang merupakan bagian dari Vaksin Gotong Royong yang dilaksanakan Kimia Farma bekerja sama dengan Sinopharm," kata Wakil Menteri BUMN Pahala Mansury, Jumat.
Sebanyak 1,4 juta dosis vaksin Sinopharm itu tiba dengan dibawa pesawat Garuda Indonesia nomor GA 891. Dengan kedatangan hari ini, maka total sudah tiba sebanyak 4,316 juta dosis vaksin Sinopharm di Indonesia.
Pahala mengatakan akan ada ada satu kedatangan lagi dalam waktu dekat, yaitu sebanyak 1,184 juta dosis pada Senin (19/7) mendatang, dan 2 juta dosis pada pekan terakhir Juli. Dengan demikian, pada bulan ini rencananya Indonesia akan menerima 6 juta vaksin Sinopharm.
Jumlah tersebut merupakan bagian dari kontrak pasokan vaksin antara Kimia Farma dengan Sinopharm sebesar 15 juta dosis vaksin untuk kebutuhan vaksinasi Gotong Royong.
"Dan merupakan bagian dari target mengamankan dan menyuntikkan 20 juta dosis lewat opsi vaksin Gotong Royong pada tahun 2021 ini," ujarnya.
Vaksinasi Gotong Royong merupakan pilihan atau opsi tambahan mengakses vaksin bagi korporasi, karyawan, keluarga, dan yang terkait, untuk mendukung tercapainya target vaksinasi nasional sebanyak 2 juta dosis per hari. Target tersebut dipatok demi tercapainya herd immunity atau kekebalan kelompok.
"Juga membantu Warga Negara Asing yang bertugas atau tinggal di Indonesia, agar mereka juga bisa terlindungi," ujar Pahala.
Pahala menegaskan pengadaan vaksin untuk Vaksinasi Gotong Royong tidak menggunakan APBN baik untuk pembelian vaksin maupun pengiriman dan
pelaksanaan vaksinasinya. Program tersebut digulirkan murni dengan semangat gotong royong untuk meringankan beban pendanaan pemerintah.
Pahala juga menegaskan jenis vaksinnya pun tidak menggunakan vaksin untuk program pemerintah, ataupun vaksin hibah dari negara sahabat atau dari skema hibah multilateral seperti hibah 500.000 dosis vaksin Sinopharm dari pemerintah Uni Emirat Arab, maupun vaksin dari skema GAVI-COVAX.
"Kehadiran vaksin Sinopharm ditambah vaksin merek lainnya yang telah tiba dan akan tiba nantinya menjadi bukti bahwa ketersediaan vaksin di Indonesia aman," ujarnya.
"Ini adalah tahap keempat rangkaian kedatangan vaksin Sinopharm yang merupakan bagian dari Vaksin Gotong Royong yang dilaksanakan Kimia Farma bekerja sama dengan Sinopharm," kata Wakil Menteri BUMN Pahala Mansury, Jumat.
Sebanyak 1,4 juta dosis vaksin Sinopharm itu tiba dengan dibawa pesawat Garuda Indonesia nomor GA 891. Dengan kedatangan hari ini, maka total sudah tiba sebanyak 4,316 juta dosis vaksin Sinopharm di Indonesia.
Pahala mengatakan akan ada ada satu kedatangan lagi dalam waktu dekat, yaitu sebanyak 1,184 juta dosis pada Senin (19/7) mendatang, dan 2 juta dosis pada pekan terakhir Juli. Dengan demikian, pada bulan ini rencananya Indonesia akan menerima 6 juta vaksin Sinopharm.
Jumlah tersebut merupakan bagian dari kontrak pasokan vaksin antara Kimia Farma dengan Sinopharm sebesar 15 juta dosis vaksin untuk kebutuhan vaksinasi Gotong Royong.
"Dan merupakan bagian dari target mengamankan dan menyuntikkan 20 juta dosis lewat opsi vaksin Gotong Royong pada tahun 2021 ini," ujarnya.
Vaksinasi Gotong Royong merupakan pilihan atau opsi tambahan mengakses vaksin bagi korporasi, karyawan, keluarga, dan yang terkait, untuk mendukung tercapainya target vaksinasi nasional sebanyak 2 juta dosis per hari. Target tersebut dipatok demi tercapainya herd immunity atau kekebalan kelompok.
"Juga membantu Warga Negara Asing yang bertugas atau tinggal di Indonesia, agar mereka juga bisa terlindungi," ujar Pahala.
Pahala menegaskan pengadaan vaksin untuk Vaksinasi Gotong Royong tidak menggunakan APBN baik untuk pembelian vaksin maupun pengiriman dan
pelaksanaan vaksinasinya. Program tersebut digulirkan murni dengan semangat gotong royong untuk meringankan beban pendanaan pemerintah.
Pahala juga menegaskan jenis vaksinnya pun tidak menggunakan vaksin untuk program pemerintah, ataupun vaksin hibah dari negara sahabat atau dari skema hibah multilateral seperti hibah 500.000 dosis vaksin Sinopharm dari pemerintah Uni Emirat Arab, maupun vaksin dari skema GAVI-COVAX.
"Kehadiran vaksin Sinopharm ditambah vaksin merek lainnya yang telah tiba dan akan tiba nantinya menjadi bukti bahwa ketersediaan vaksin di Indonesia aman," ujarnya.