Pakar TI UGM: Fitur "Add Yours" Instagram memiliki risiko pencurian data

id Add yours,Add yours instagram,Pencurian data pribadi,Medsos ,UGM

Pakar TI UGM: Fitur "Add Yours" Instagram memiliki risiko pencurian data

Ilustrasi - Salah satu contoh tren "Add Yours" di Instagram yang berpotensi membocorkan data pribadi. ANTARA/Livia Kristianti/aa

Yogyakarta (ANTARA) - Pakar Teknologi Informasi Universitas Gadjah Mada (UGM) Ridi Ferdiana menyebutkan fitur "Add Yours" di media sosial Instagram memiliki risiko pencurian data pribadi penggunanya.

Ridi di Yogyakarta, Jumat, mengatakan melalui tantangan yang ditawarkan fitur itu, pengguna Instagram yang tidak berhati-hati dikhawatirkan justru membagikan foto, informasi data diri, maupun data privat yang bisa tersebar dengan mudah.

"Bisa jadi (pengguna Instagram) malah membagikan sesuatu yang bersifat pribadi, misalnya, tanda tangan, nomor KTP, atau data pribadi lainnya," ujar Ridi.

Melalui fitur itu, sebuah aktivitas tantangan diarahkan oleh pengguna Instagram kepada pengguna instagram lain.

Ia menjelaskan pengguna Instagram memberikan tantangan kemudian setiap yang mengikuti tantangan akan diberi hadiah dengan memberikan hashtag.

"Hal ini penting sekali bagi pemegang brand, perusahaan, atau figur yang hendak meningkatkan follower atau lalu lintas komunikasi," ucap dia.

Menurutnya tantangan tersebut sangat berbahaya karena menanyakan semua informasi yang sifatnya pribadi yang umumnya informasi tersebut digunakan untuk kegiatan privat seperti perbankan dan kegiatan legal lainnya.

Ridi menyebutkan informasi yang dibagikan dalam tantangan tersebut dapat diakses orang lain dan ada peluang digunakan untuk hal yang tidak bertanggung jawab atau membuka celah untuk kejahatan "social engineering" atau rekayasa sosial.

Rekayasa sosial menurut KBBI berupa penggunaan sarana penipuan untuk mendapatkan akses terhadap sistem komputer yang dilindungi oleh kata kunci atau identitas pengguna.

Pelaku penipuan, katanya, dapat memanfaatkan kelengahan korban untuk mencari data pribadi dari korban.

"Pada kasus instagram, 'social engineering' dilakukan secara tidak sengaja memberikan tantangan yang sifatnya tidak serius seperti nama panggilan, nama kucing, dan sebagainya. Tetapi hal tersebut bisa saja memberikan peluang penipuan, semisalnya, menggunakan nama kecil panggilan untuk berpura-pura menjadi teman lama lalu melakukan penipuan," kata Dosen Departemen Teknik Elektro dan Teknologi Informasi FT UGM ini.

Ridi menyampaikan risiko pencurian data pribadi tidak hanya ada pada fitur "Add Yours" di Instagram saja.



Risiko yang sama, kata dia, juga berpotensi terjadi saat pengguna media sosial mengunggah data pribadinya sehingga berpeluang dimanfaatkan orang lain untuk tindak kejahatan.

Ridi pun membagikan tips agar aman dalam menggunakan media sosial, khususnya dari sisi teknologi informasi.

Langkah yang bisa dilakukan adalah dengan menggunakan perangkat lunak yang original, baik dari OS maupun perangkat lunak yang digunakan. Saat ini seperti Windows 11 sudah tersedia gratis dan legal bagi pemilik laptop Windows 10.

Selain itu, lanjut Ridi, memperbarui atau update sistem operasi secara berkala. Demikian halnya dengan password perlu diperbaharui secara berkala.

"Hindari menggunakan password yang mudah ditebak seperti tanggal lahir, nama hewan peliharaan, hingga nomor plat mobil," tuturnya.

Berikutnya, aktifkan layanan multi factor authentication (MFA) untuk akses yang sangat penting seperti mengombinasikan password dengan sms atau menggunakan biometric seperti sidik jari untuk akses perbankan atau yang lain.

Ia juga meminta pengguna sebisa mungkin tidak membuka situs-situs porno, perjudian, atau yang tidak jelas dan tidak berizin, dan tidak membagikan password atau menggunakan akun bersama.

"Tidak asal membuka tautan, terlebih yang menawarkan iming-iming menggiurkan dan tidak masuk akal," ujarnya.
Pewarta :
Editor: Bambang Sutopo Hadi
COPYRIGHT © ANTARA 2024