Yogyakarta (ANTARA) - Epidemiolog Universitas Gadjah Mada (UGM) Riris Andono Ahmad mengatakan hepatitis varian baru atau banyak disebut hepatitis akut tidak memiliki keterkaitan dengan vaksin COVID-19.
"Perlu kita pahami dan juga kita sebarkan kepada masyarakat bahwa hepatitis yang masih tidak diketahui penyebabnya ini bisa dikatakan tidak berhubungan dengan adanya vaksin COVID-19," kata Riris Andomo Ahmad melalui keterangan resmi UGM di Yogyakarta, Senin.
Ia mengatakan penyebab hepatitis varian baru tersebut belum diketahui sampai sekarang sehingga masih disebut "unknown hepatitis".
Karena sifatnya yang timbul secara mendadak dan cepat memburuk, maka hepatitis varian baru ini pun disebut juga dengan "hepatitis akut".
Namun demikian, di tengah-tengah masyarakat, kemudian muncul informasi yang menyebutkan bahwa "unknown hepatitis" ini disebabkan oleh vaksin COVID-19.
Riris mengaku tidak heran hipotesis yang menduga unknown hepatitis disebabkan oleh vaksin COVID-19 bermunculan di masyarakat.
Sebab, dalam beberapa kasus unknown hepatitis di Eropa ditemukan adanya adenovirus.
"Seperti diketahui satu atau dua vaksin COVID-19 dibuat menggunakan teknologi adenovirus sebagai vektor untuk menyebabkan munculnya kekebalan tubuh dari COVID-19," ujar dia.
Namun, data pembanding yang ditemukan Riris menyebutkan bahwa semua kasus unknown hepatitis yang dilaporkan di United Kingdom (UK) tidak pernah mendapatkan COVID-19.
Selain itu, adenovirus yang digunakan untuk beberapa vaksin COVID-19 itu pun merupakan virus yang tidak dapat melakukan replikasi atau pengembangbiakan.
Mengenai adenovirus sebagai penyebab unknown hepatitis sejatinya juga masih menjadi hipotesis, sebab adenovirus hanya ditemukan beberapa saja atau bukan pada semua kasus unknown hepatitis. Sehingga, unknown hepatitis tidak berhubungan dengan vaksin COVID-19.
Per 10 Mei 2022, Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes RI, Dr. dr. Maxi Rein Rondonuwu menyampaikan bahwa jumlah kasus unknown hepatitis atau hepatitis akut telah mencapai angka 436 dari 27 negara, dengan Indonesia telah masuk di dalamnya.
Di Indonesia sendiri, per 13 Mei 2022, jumlah kasus hepatitis akut tercatat sebanyak 17 kasus, dengan satu diantaranya sudah masuk kategori probable.
Dirjen Maxi pun menyampaikan bahwa investigasi aktif kepada penyebab hepatitis akut ini masih terus dan sedang dilakukan di seluruh dunia.
Berita Lainnya
Kenali penyakit hepatitis, IDI berikan informasi pengobatan yang tepat bagi penderitanya
Minggu, 24 November 2024 10:33 Wib
Ancam nyawa pengungsi, ribuan ton sampah menumpuk di Gaza Palestina
Jumat, 12 Juli 2024 19:59 Wib
Vaksinasi hepatitis B cegah kanker hati, papar dokter
Selasa, 21 Mei 2024 7:56 Wib
3.500 orang tewas setiap hari akibat virus hepatitis
Rabu, 10 April 2024 5:48 Wib
Penyakit hepatitis A meluas di lokasi pengungsian di Jalur Gaza
Kamis, 18 Januari 2024 9:53 Wib
Dinkes Gunungkidul melaksanakan vaksinasi Hepatitis B terhadap nakes
Rabu, 8 November 2023 16:55 Wib
Hati-hati, alat cukur digunakan barengan picu hepatitis
Jumat, 4 Agustus 2023 4:55 Wib
Lingkungan bersih cegah hepatitis akut
Sabtu, 28 Mei 2022 1:28 Wib