Masyarakat diminta waspada kenaikan aktivitas Gunung Merapi

id Erupsi Gunung Merapi ,Bupati Sleman ,Gunung Merapi

Masyarakat diminta waspada kenaikan aktivitas Gunung Merapi

Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo. ANTARA/Victorianus Sat Pranyoto

Sleman (ANTARA) - Bupati Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta Kustini Sri Purnomo mengimbau masyarakat di wilayah itu terutama di kawasan lereng untuk meningkatkan kewaspadaan menyusul terjadinya peningkatan aktivitas vilkanis Gunung Merapi pada Sabtu siang.

"Kami minta masyarakat untuk tetap tenang, namun waspada, jangan panik dan tidak mudah terpancing isu-isu tentang letusan Gunung Merapi. Tetap ikuti informasi dan arahan dari Pemerintah Kabupaten Sleman," kata Kustini di Sleman, Sabtu.

Gunung Merapi kembali menunjukkan aktivitas vulkanis pada Sabtu siang sekitar pukul 12.12 WIB dengan meluncurkan awan panas guguran (APG) ke arah Sungai Bebeng dan Krasak.

Menurut Bupati Sleman, pihaknya juga terus melakukan komunikasi intens dengan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta.

"Sedangkan untuk mitigasi yang dilakukan, kami telah meminta Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sleman untuk secara intens melakukan pemantauan perkembangan aktivitas Gunung Merapi," katanya.

Ia mengatakan, pihaknya juga telah mengecek semua, mulai dari perangkat "Early Warning System" (EWS) siap dibunyikan dalam keadaan bahaya, armada dan petugas evakuasi juga siap.

"Serta kami minta lakukan pengamanan wilayah berbahaya 5 kilometer dari puncak sesuai rekomendasi dari BPPTKG," katanya.



Ia mengatakan, dari kejadian luncuran awan panas guguran tersebut tidak ada wilayah di Sleman yang terdampak hujan abu vulkanis.

Meskipun begitu, beberapa masyarakat yang tinggal di lereng kaki Gunung Merapi sempat diungsikan dan sebagian masih berada di titik pengungsian.

"Warga Tunggularum, Turi sempat mengungsi ke titik pengungsian, tetapi sudah kembali ke rumah masing-masing. Warga Purwobinangun sampai saat ini masih berada di SD Sanjaya Tritis dan Lapangan Purwobinangun sebagai lokasi titik kumpul," katanya.

Sedangkan untuk di wilayah Glagaharjo, Cangkringan warga dan perangkat desa masih "standby" dan memantau perkembangan yang ada.

Kustini mengatakan, untuk objek wisata Bunker Kaliadem dan Penambangan di Sungai Gendol Cangkringan sudah steril dari aktivitas. Serta wilayah Kaliurang Timur Pakem di seputaran gardu pandang untuk jalan sudah ditutup dari pengunjung.

"Intinya saat ini kita semua waspada. Panewu dan lurah kita minta standby dan intenskan komunikasi dengan petugas BPBD. Kalau sewaktu-waktu terjadi letusan, kita bisa gerak cepat," katanya.
 
Pewarta :
Editor: Bambang Sutopo Hadi
COPYRIGHT © ANTARA 2024