Istanbul (ANTARA) - Rusia menyeru Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) agar mengecam rencana Inggris memasok amunisi uranium habis atau amunisi dengan uranium kadar isotop rendah (depleted uranium) ke Ukraina.
"Orang mendapat kesan bahwa Sekretariat PBB siap 'tutup mata' terhadap tindakan sekutu Barat apa pun dalam mendukung rezim Ukraina, padahal faktanya tindakan itu bisa menimbulkan akibat serius, termasuk dari sudut pandang bahaya radiologi," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova pada Kamis waktu setempat.
Rusia menilai amunisi semacam itu pernah digunakan AS di Yugoslavia dan Irak yang bisa memicu munculnya penyakit-penyakit berbahaya, termasuk kanker.
Zakharova juga menyebut Parlemen Eropa sudah berulang kali mengadopsi resolusi yang meminta moratorium segera penggunaan amunisi jenis ini, tetapi Barat berusaha tidak lagi mengangkat topik tersebut.
“Kita menjadi terbiasa dengan sikap standar ganda dan tipu daya negara-negara blok Barat, tetapi sangatlah kecewa jika Sekretariat PBB juga menutup-nutupi akibat negatif pasti dari penggunaan amunisi uranium habis,” kata Zakharova.
Sumber: Anadolu
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Rusia minta PBB kecam Inggris karena pasok amunisi uranium ke Ukraina
Berita Lainnya
Putin sebut AS menerapkan kebijakan penahanan ganda terhadap Rusia dan China
Sabtu, 9 November 2024 11:58 Wib
Ukraina sebut Rusia angkut "tentara bayaran" dari Korut dengan truk
Senin, 28 Oktober 2024 12:15 Wib
Putin harap Barat pahami sinyal akan potensi serangan ke Rusia
Minggu, 27 Oktober 2024 16:35 Wib
Rusia sebut AS bertanggung jawab atas meningkatnya ketegangan Timur Tengah
Rabu, 2 Oktober 2024 14:25 Wib
Rusia tawarkan PLTN berkapasitas besar dan kecil ke Indonesia
Selasa, 17 September 2024 15:01 Wib
Menlu Rusia sebut perang Gaza tak bisa diabaikan di Dewan Keamanan PBB
Selasa, 17 September 2024 11:16 Wib
Tim SAR gunakan drone mencari WNA Rusia hilang di Gunung Rinjani
Minggu, 15 September 2024 17:00 Wib
Hasto sebut Megawati lakukan kunjungan ke Rusia-Uzbekistan
Minggu, 15 September 2024 5:25 Wib