Yogyakarta (ANTARA) - Jenazah pelukis senior Djoko Pekik akan dimakamkan di Taman Makam Seniman Giri Sapto, Kapanewon Imogiri, Kabupaten Bantul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, pada Minggu (13/8).
"Itu permintaan Bapak dan sudah disiapkan makamnya oleh Bapak sendiri. Sudah beberapa tahun yang lalu disiapkan," kata anak ketiga Djoko Pekik, Inten Lugut Lateng, saat ditemui di Rumah Duka Rumah Sakit Panti Rapih, Kota Yogyakarta, Sabtu.
Inten menyampaikan bahwa jenazah ayahnya menurut rencana diberangkatkan dari tempat kediaman di Sembungan, Kalurahan Bangunjiwo, Kapanewon Kasihan, Kabupaten Bantul, menuju ke Taman Makam Seniman Giri Sapto sekitar pukul 13.00 WIB.
Pelukis senior Djoko Pekik, yang dikenal dengan karya lukisan berjudul "Berburu Celeng", meninggal dunia pada usia 85 tahun pada Sabtu pagi.
Menurut Inten, ayahnya meninggal dalam perjalanan menuju ke Rumah Sakit Panti Rapih di Kota Yogyakarta pada pukul 08.10 WIB.
"Baru tadi pagi dibawa ke Panti Rapih dari rumah. Badannya hangat dan muntah-muntah, ternyata di perjalanan Bapak meninggal," kata dia.
Tiga pekan lalu, menurut Inten, Djoko Pekik sempat menjalani rawat inap di Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta selama dua minggu karena tulang tangan kiri patah ketika dia terjatuh.
Ia menuturkan, kondisi kesehatan ayahnya menurun sehingga tidak bisa lagi berkarya pada masa tua.
"Rokok ya masih rokok. Makan ya masih banyak. Cuma untuk mobilitas terbatas. Harus pakai kursi roda dan dituntun," kata dia.
Inten mengenang Djoko Pekik sebagai ayah yang baik dan perhatian pada anak-anaknya serta seniman yang peduli pada kolega.
Menurut Inten, ayahnya belum lama ini menyempatkan hadir dalam pameran tunggal pelukis Nasirun di Kota Magelang, Provinsi Jawa Tengah.
"Terakhir ke Magelang, acara Nasirun," kata dia.
Jenazah Djoko Pekik dibawa ke daerah Sembungan di Kabupaten Bantul setelah didoakan di Rumah Duka Rumah Sakit Panti Rapih pada Sabtu siang.
Mobil yang membawa jenazah Djoko Pekik melalui Jalan Malioboro dan berhenti beberapa saat di tempat tinggal lama sang pelukis di Wirobrajan, Kota Yogyakarta, dalam perjalanan menuju ke Bantul.
Inten mengungkapkan bahwa ayahnya semasa hidup senang melewati Jalan Malioboro.
"Bapak itu kalau pergi ke mana saja pasti pulangnya minta lewat Malioboro. Enggak peduli mau macet mau apa, harus lewat Malioboro. Paling senang melewati lampu-lampu di Malioboro, sama kalau ada 17-an gini banyak hiasan-hiasan," kata dia.
Misa rekuiem untuk Djoko Pekik rencananya dilaksanakan pada Sabtu malam di kediaman seniman kelahiran 2 Januari 1937 itu di daerah Sembungan, Bantul.
Pada Minggu (13/8) akan dilaksanakan acara bersama para seniman sebelum upacara pemakaman jenazah pelukis Djoko Pekik.