Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak meminta masyarakat untuk lebih berhati-hati dan selektif memilih pengobatan tradisional, menyusul masih maraknya kasus kekerasan seksual terhadap perempuan yang dilakukan oleh pelaku yang mengaku sebagai dukun.
"Kami sangat prihatin atas kejadian kekerasan seksual yang dialami para korban dukun di Cilacap. Masyarakat harus lebih berhati-hati dan selektif dalam memilih pengobatan tradisional," kata Deputi Perlindungan Hak Perempuan KemenPPPA Ratna Susianawati dalam keterangan, di Jakarta, Kamis.
Menurut dia, perlu juga bersikap kritis terhadap penipuan berkedok pengobatan dan tindakan yang dilakukan selama proses pengobatan,
Baru-baru ini terungkap kasus kekerasan seksual yang dilakukan oleh seorang dukun di Kroya, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah terhadap puluhan perempuan yang menjadi pasien sang dukun.
Menurut Ratna Susianawati, kelompok perempuan dan juga anak sangat rentan menjadi korban penipuan dan korban kekerasan seksual yang banyak dilakukan oleh dukun ataupun orang yang dianggap sebagai 'orang pintar' oleh sebagian masyarakat Indonesia.
"Harapan para korban untuk mendapatkan pengobatan dan kesembuhan atas penyakit yang diderita, ternyata justru memunculkan penderitaan lainnya. Di sini jelas ada relasi kuasa dimana pelaku memanfaatkan kondisi korban yang sedang sakit, memanfaatkan ketidakberdayaan korban," ujarnya.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: KemenPPPA minta masyarakat hati-hati pilih pengobatan tradisional
Berita Lainnya
Anak di Indonesia perlu diedukasi seksual di era digital
Minggu, 21 April 2024 18:35 Wib
Rektor UNU Gorontalo: Saya tak melakukan kekerasan seksual
Minggu, 21 April 2024 10:54 Wib
Buntut kekerasan seksual, Ketua DPD PSI Jakarta Barat mengundurkan diri
Rabu, 27 Maret 2024 15:53 Wib
Waspada, hubungan seks di luar nikah di Indonesia melonjak
Rabu, 13 Maret 2024 7:24 Wib
401.975 kasus kekerasan perempuan terjadi di Indonesia
Jumat, 8 Maret 2024 6:49 Wib
Dicecar 32 pertanyaan, rektor nonaktif Universitas Pancasila pelaku pelecehan seksual
Selasa, 5 Maret 2024 14:47 Wib
Rektor nonaktif UP pelaku pelecehan seksual hari ini hadiri panggilan polisi
Selasa, 5 Maret 2024 9:35 Wib
Rektor nonaktif Universias Pancasila bantah lakukan pelecehan seksual
Kamis, 29 Februari 2024 12:49 Wib