Warga sipil Gaza dalam "malapetaka ekstrem", papar PBB
Washington (ANTARA) - Para pemimpin sejumlah lembaga di PBB dan organisasi kemanusiaan mendesak Israel untuk menyediakan makanan dan pasokan medis ke Jalur Gaza, Rabu (21/2) malam.
Mereka memperingatkan bahwa warga sipil di sana berada dalam “malapetaka ekstrem.”
“Kami menyerukan agar Israel untuk memenuhi kewajiban hukumnya, berdasarkan hukum kemanusiaan dan hak asasi manusia internasional, untuk menyediakan makanan dan pasokan medis serta memfasilitasi operasi bantuan, dan kepada para pemimpin dunia untuk mencegah terjadinya bencana yang lebih buruk lagi,” kata pernyataan forum koordinasi kemanusiaan tingkat tertinggi dalam sistem PBB, Inter-Agency Standing Committee (IASC).
Menurut keterangan mereka, sistem kesehatan terus terdegradasi secara sistematis seiring konsekuensi bencana.
Selain itu mereka menambahkan bahwa pada 19 Februari, hanya 12 dari 36 rumah sakit dengan kapasitas rawat inap yang berfungsi sebagian.
"Penyakit merajalela. Kelaparan mengancam. Air semakin menipis. Infrastruktur dasar hancur. Produksi pangan terhenti. Rumah sakit berubah menjadi medan perang. Satu juta anak menghadapi trauma setiap hari," tambahnya.
Komite tersebut memperingatkan terhadap peningkatan kekerasan lebih lanjut di Rafah, yang merupakan rumah bagi lebih dari sejuta penduduk yang mencari perlindungan dari perang Israel di wilayah tersebut, dengan mengatakan hal ini tersebut dapat memberikan pukulan mematikan terhadap respons kemanusiaan yang sudah tidak berdaya.
Sumber: Anadolu
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Pimpinan badan PBB sebut warga sipil Gaza dalam "malapetaka ekstrem"
Mereka memperingatkan bahwa warga sipil di sana berada dalam “malapetaka ekstrem.”
“Kami menyerukan agar Israel untuk memenuhi kewajiban hukumnya, berdasarkan hukum kemanusiaan dan hak asasi manusia internasional, untuk menyediakan makanan dan pasokan medis serta memfasilitasi operasi bantuan, dan kepada para pemimpin dunia untuk mencegah terjadinya bencana yang lebih buruk lagi,” kata pernyataan forum koordinasi kemanusiaan tingkat tertinggi dalam sistem PBB, Inter-Agency Standing Committee (IASC).
Menurut keterangan mereka, sistem kesehatan terus terdegradasi secara sistematis seiring konsekuensi bencana.
Selain itu mereka menambahkan bahwa pada 19 Februari, hanya 12 dari 36 rumah sakit dengan kapasitas rawat inap yang berfungsi sebagian.
"Penyakit merajalela. Kelaparan mengancam. Air semakin menipis. Infrastruktur dasar hancur. Produksi pangan terhenti. Rumah sakit berubah menjadi medan perang. Satu juta anak menghadapi trauma setiap hari," tambahnya.
Komite tersebut memperingatkan terhadap peningkatan kekerasan lebih lanjut di Rafah, yang merupakan rumah bagi lebih dari sejuta penduduk yang mencari perlindungan dari perang Israel di wilayah tersebut, dengan mengatakan hal ini tersebut dapat memberikan pukulan mematikan terhadap respons kemanusiaan yang sudah tidak berdaya.
Sumber: Anadolu
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Pimpinan badan PBB sebut warga sipil Gaza dalam "malapetaka ekstrem"