Jakarta (ANTARA) - Menempuh perjalanan dengan kapal kurang lebih 1,5 jam dari kawasan dermaga Ancol, Jakarta Utara, mata sekejap dimanjakan dengan dermaga yang dikelilingi dengan biru air segara.
Di sebuah pulau di Kepulauan Seribu, Jakarta, masyarakat dengan ramahnya menyapa. Tak jauh dari dermaga utama pemberhentian kapal, sejumlah warga masyarakat terlihat sedang sibuk-sibuknya, sementara anak-anak dengan bebas berlarian, dan para penjaja kudapan menata dagangannya.
Daya tarik wisata
Tak jauh dari dermaga penyambut kunjungan, pengunjung dapat berpelesiran ke pantai yang merupakan hasil swadaya masyarakat, yakni Pantai Sunrise. Usai melewati permukiman penduduk, mata akan disambut dengan hijau kawasan mangrove yang menyejukkan mata. Beralaskan pasir dan karang yang terempas ombak, tak jauh dari situ terdapat pusat kuliner yang dapat dikunjungi untuk sekadar mengisi perut.
Pantai yang dangkal berhiaskan tumbuhan lamun menjadikan ikan berwarna terang kerap kali menunjukkan diri dengan santai. Sesekali anak-anak setempat terlihat bermain dengan asyiknya di pantai itu sambil melihat ikan yang ke sana ke mari.
Jika ingin sekadar bersantai, pengunjung pun juga dapat bersantai di bawah rindang pohon pinus yang berjejer di sekitar bibir pantai sambil menikmati embusan angin yang menyejukkan. Terdapat pula gazebo serta tempat duduk berbahan kayu untuk menemani melepas penat.
Jika ingin menjajal produk ekonomi kreatif, terdapat penjual yang menawarkan produk khas berupa keripik sukun dengan tekstur renyah serta rasa gurih yang membuat ketagihan.
Sementara untuk atraksi wisata, pengunjung dapat menikmati alam bawah laut Pulau Pramuka yang menawarkan keindahan bahari yang memesona. Selain itu ada banana boat, diving, snorkeling, berenang, ataupun bersepeda dengan menggandeng pemandu wisata yang sigap mengantarkan ke berbagai destinasi.
Spot atau titik yang dapat dikunjungi selain Pantai Sunrise di kawasan ini, yakni Arboretum Mangrove, Trash Edupark, RPTRA Tanjung Elang Berseri, hingga dermaga utama dan dermaga docking.
Selain itu, Pulau Pramuka yang merupakan desa wisata ini juga memiliki wisata edukasi (eduwisata) yakni transplantasi terumbu karang sebagai wujud dari praktik pariwisata dan ekonomi kreatif yang berkelanjutan.
“Mari kita dukung Desa Wisata Pulau Pramuka sebagai desa wisata berkelanjutan. Karena saya melihat bahwa Pulau Pramuka memiliki potensi yang sangat luar biasa,” kata Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno
Adapun wisatawan yang telah menanam terumbu karang di destinasi ini biasanya akan kembali lagi ke Pulau Pramuka untuk meninjau hasil terumbu karang yang telah ditanam.
Sementara situ, Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Pulau Pramuka Hermansyah mengungkapkan pihaknya memiliki misi untuk mengembangkan sumber daya alam yang ada untuk menggerakkan ekonomi masyarakat sekitar.
Selain menawarkan aktivitas atau atraksi wisata, pokdarwis ini juga mendorong agar kegiatan pariwisata yang berkelanjutan dapat diterapkan sehingga dapat menghadirkan pariwisata yang berkualitas, salah satunya lewat transplantasi terumbu karang.
Jika ingin menginap di desa wisata yang masuk dalam jajaran 50 besar Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2024 ini, pengunjung dapat bermalam di penginapan atau homestay dan cottage untuk merasakan pengalaman berlibur yang lebih lama di pulau ini.
Desa Wisata Pulau Pramuka merupakan salah satu desa wisata yang masuk dalam klasifikasi desa wisata rintisan yang baru mulai beroperasi serta masih dalam lingkup yang terbatas.
Kembangkan produk ekraf
Saat berwisata, tak lengkap rasanya jika tidak berbelanja atau membawa buah tangan untuk diberikan kepada keluarga atau kolega.
Dari segi keindahan alam, Desa Wisata Pulau Pramuka menawarkan panorama yang tak kalah menarik. Namun untuk menemukan produk ekonomi kreatif (ekraf) di kawasan ini memang menjadi PR tersendiri.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Menjelajah Desa Wisata Pulau Pramuka yang menawan