Penampilan etalase budaya di Indonesia perlu diperluas

id Etalase budaya,Pelaku budaya,Kebudayaan,Kemendikbudristek

Penampilan etalase budaya di Indonesia perlu diperluas

Tangkapan layar-Direktur Pembinaan Tenaga dan Lembaga Kebudayaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) Restu Gunawan dalam diskusi tentang manajemen talenta kebudayaan yang diikuti secara daring di Jakarta, Rabu (21/8/2024). (ANTARA/Lintang Budiyanti Prameswari)

Jakarta (ANTARA) - Direktur Pembinaan Tenaga dan Lembaga Kebudayaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) Restu Gunawan menyatakan penampilan etalase budaya perlu diperluas untuk memperkuat ingatan masyarakat.

"Permasalahan dalam seni budaya itu, kita kadang investasi untuk sebuah acara sangat besar, tetapi etalasenya hanya tampil sekali. Indonesia Bertutur misalnya, yang diselenggarakan di Bali, kita hanya tampil sekali, dan terlalu banyak (keseniannya), sehingga tidak bisa menampilkan itu di berbagai kota, akhirnya orang akan lupa," katanya dalam diskusi yang diikuti secara daring di Jakarta, Rabu.

Ia berharap karya-karya dari para pelaku budaya dan seniman yang sudah bagus dalam berbagai pagelaran seni dan budaya dapat tampil di berbagai kota untuk membangun imajinasi dan memori masyarakat.



Indeks pembangunan kebudayaan berdasarkan data Kemendikbudristek pada tahun 2022 yakni 55,13. Pada dimensi ekonomi budaya tahun 2022, tercatat nilainya 0,27, sedangkan proyeksi pada tahun 2024 nilainya 0,50.

"Pada ketahanan sosial budaya dan pendidikan kita skornya cukup tinggi, tetapi ekonomi dan ekspresi budaya masih rendah," ucapnya.

Restu mengemukakan potensi Indonesia saat ini terdapat 773 lembaga yang berfokus pada seni budaya dan berfungsi mendukung berbagai kegiatan seni budaya di seluruh Nusantara. Nilai tersebut masih sedikit dan perlu dilakukan akselerasi.

Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Kemendikbudristek: Penampilan etalase budaya perlu diperluas
Pewarta :
Editor: Herry Soebanto
COPYRIGHT © ANTARA 2024