Yogyakarta (ANTARA) - Politeknik Teknologi Nuklir (Poltek Nuklir), sebagai satu-satunya perguruan tinggi vokasi bidang ketenaganukliran di Indonesia yang berada di bawah Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), berkomitmen meningkatkan kualitas dan kompetensi menjadi perguruan tinggi vokasi nuklir yang berdaya saing global.
"Untuk mendukung visi tersebut, Poltek Nuklir telah melakukan penyesuaian, pengembangan, dan perbaikan kapasitas secara berkesinambungan dalam upaya peningkatan kualitas lulusannya," kata Direktur Poltek Nuklir Dr Zainal Arief pada upacara wisuda lulusan Poltek Nuklir, di Yogyakarta, Rabu.
Ia menyebutkan salah satu upaya pengembangan dan perbaikan yang dilakukan ialah pada tahun ini Poltek Nuklir mendapat kepercayaan oleh Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten) sebagai Lembaga Pelatihan Ketenaganukliran (LPK) Sub Lingkup Petugas Proteksi Radiasi (PPR) Industri Tingkat 1 dan Petugas Keahlian Radiografi Industri Tingkat I (OR). Penunjukan itu diperoleh melalui Keputusan Tata Usaha Negara (KTUN).
Dalam upaya mendukung penunjukan tersebut, Zainal mengatakan bahwa Poltek Nuklir terus berupaya mendidik Mahasiswa dengan kompetensi kenukliran. Pihaknya terus berkomitmen meningkatkan nilai tambah Mahasiswa sebagai bekal terjun di dunia kerja.
Saat ini perguruan tinggi vokasi yang memiliki jargon SAE (Santun, Amanah dan Elite), mempunyai beragam fasilitas sertifikasi yang diberikan kepada mahasiswa, yaitu: PPR Industri Tingkat 1, Radiografer Tingkat 1, NDT Ultrasonic Testing Level 2, Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Umum BNSP.
"Dengan semakin beragamnya sertifikasi yang dimiliki, saya berharap hal ini akan menjadi keunggulan kompetitif yang membedakan lulusan Poltek Nuklir dengan yang lain, dan memudahkan lulusan untuk mendapat pekerjaan yang relevan," ujar Zainal.
Selain sertifikasi kompetensi, Poltek Nuklir juga terus mengembangkan spesifikasi di bidang ketenaganukliran melalui kurikulum. Mahasiswa diarahkan menguasai 6 body of knowledge, yaitu Teknologi Pembangkit Energi Nuklir, Teknologi Analisis Nuklir dan Radiasi (Elektromekanika), Teknologi Akselererator dan Radiasi, Teknologi Instrumentasi Medik Nuklir (Elektronika Instrumentasi), dan Teknologi Radioisotop dan Radiofarmaka, Teknologi Proses Bahan Bakar (Teknokimia Nuklir).
Zainal menambahkan bahwa pendidikan tidak semata-mata proses untuk mendapatkan prestasi akademik, namun juga penting bagaimana membangun jika/karakter yang kuat, menumbuhkan rasa kebersamaan, berkomunikasi dengan semua pihak dengan baik, bekerja dalam kelompok, dan menghargai pendapat orang lain.
"Mahasiswa Poltek Nuklir harus berkarakter, dan unggul. Karakter yang diharapkan haruslah membawa nilai-nilai kebersamaan, kedewasaan dan kemauan untuk terus maju, melesat ke depan," katanya.
Oleh karena itu, penting bagi Poltek Nuklir untuk membekali mahasiswa tidak hanya pada kemampuan hardskill (kompetensi teknis berupa ijazah dan sertifikasi) saja, tetapi juga penguasaan softskill (attitude, etika).
"Poltek Nuklir juga melibatkan mahasiswa dalam project-based learning yang akan memberi pengalaman dalam menyelesaikan permasalahan di industri melalui Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM)," ujarnya.
Melalui transformasi kebijakan MBKM tersebut diharapkan dapat memberikan pengalaman kontekstual lapangan yang akan mendekatkan mahasiswa ke dunia yang nyata sehingga akan meningkatkan kompetensi mahasiswa secara utuh (tidak hanya teori tetapi juga praktik), siap kerja, atau menciptakan lapangan kerja baru. Sebanyak 59 wisudawan periode ini telah mengikuti program MBKM melalui kegiatan magang/praktek kerja di beberapa perusahaan.
Sebagai kelanjutan dari Program MBKM ada beberapa wisudawan yang langsung direkrut yaitu Muhammad Rafdi Akhyar Hindami di Samsung SDI Hungary, Alda Dwiyanti, Zena Manurung, Chinta Wulandari dan Elsinta di PT Schneider Electric System Indonesia, Izatul Fadhila di PT Yokogawa Indonesia, Muhammad Fadhiil Muslimin di PT Seoul Inspection, Ibnu Idqan di PT. Russiondo, Revinda Azzalia Putri Wijaya di PT. Gamma Mitra Lestari dan Aflia Lam Lam di PT. Dipy Inti Energi.
Selain itu, Poltek Nuklir dalam pengembangan karakter mahasiswa juga mendorong mahasiswa untuk aktif berkegiatan baik di tingkat lokal, nasional maupun internasional.
Dari wisudawan pada tahun 2024 kali ini, tercatat prestasi akademik selama menjadi mahasiswa Poltek Nuklir antara lain Juara 2 Kategori Implementasi Teknologi Energi Ramah Lingkungan pada Lomba Gagasan & Rancangan Kreatif (LoGRaK) Nasional 2022 (Alda Dwiyanti, Rahmat Farhan Habibi, Bayu Aji Putra), Juara 1 Lomba Karya Tulis Ilmiah Indonesia Nuclear Youth Society (INYS) (Rahmat Farhan Habibi), mengikuti International Summer School Radiochemistry 2023 di Rusia (Alda Dwiyanti, Ibnu Idqan, Angelina Diva Adella Putri) dan International Winter School Radiochemistry 2023 di Rusia (Chinta Wulandari, Elsinta).
Terdapat juga prestasi nonakademik antara lain Juara 1 Kelas A Putra Kejuaraan Pencak Silat Widuri Open 4 (Pangeran Benowo Pencak Silat Championship 2023) Moh. Sahindra Rico Pratama, dan tentu saja terdapat prestasi-prestasi lain yang telah disumbangkan oleh wisudawan kepada Poltek Nuklir.
Pada periode ini Poltek Nuklir mewisuda sebanyak 84 lulusan, terdiri atas 23 lulusan Program Studi Teknokimia Nuklir (TKN), 31 lulusan Program Studi Elektronika Instrumentasi (Elins), dan 30 lulusan Program Studi Elektromekanika (Elmek).
Jumlah lulusan predikat dengan pujian (cumlaude) sebanyak 73 orang terdiri atas 19 lulusan TKN, 25 lulusan Elins, dan 29 lulusan Elmek. Adapun mahasiswa IPK tertinggi dengan predikat pujian diperoleh Catleyanisa Maharani Rahmadhan dari Program Studi Teknokimia Nuklir dengan IPK 3,93.
Acara tersebut juga dihadiri Deputi Bidang Sumber Daya Manusia dan Iptek BRIN Edy Giri Rachman Putra Ph.D, Wakil Direktur I Poltek Nuklir Bidang Administrasi Akademik Dr Sutanto, Wakil Direktur II Poltek Nuklir Bidang Administrasi Umum Sugili Putra MSc, dan Wakil Direktur III Poltek Nuklir Bidang Kemahasiswaan, Alumni dan Kerjasama Poltek Nuklir Adi Abimanyu MEng.