Yogyakarta (ANTARA) - Madrasah Mu'allimaat Muhammadiyah Yogyakarta mendapat kunjungan delegasi peserta Australia-Indonesia Muslim Exchange Program (AIMEP) pada Selasa (17/9).
Penyambutan dilaksanakan di Lapangan Mu'allimaat dan acara inti digelar di Aula Prof Siti Baroroh Baried.
Rangkaian acara digelar dalam penyambutan delegasi AIMEP, mulai dari pengenalan dan mencoba memainkan alat musik gamelan dan school tour Mu'allimaat didampingi Direktur Madrasah Mu'allimaat Muhammadiyah Yogyakarta Unik Rasyidah, M.Pd dan perwakilan Mosaic Connections.
AIMEP adalah program unggulan Australia-Indonesia Institute (AII) atas inisiatif Pemerintah Australia di bawah Departemen Luar Negeri dan Perdagangan Australia. AIMEP telah berlangsung sejak 2002 dengan tujuan untuk membangun persaudaraan dan kesalingpahaman antara masyarakat Indonesia dan Australia, khususnya antara tokoh muda Muslim Indonesia dan Australia.
Mosaic Connections adalah penyelenggara dari Australia-Indonesia Muslim Exchange Program (AIMEP). Tahun 2024 ini mengunjungi Madrasah Mu'allimaat Muhammadiyah Yogyakarta karena faktor kesejarahan tentang sekolah Islam tertua di Indonesia.
Kali ini ada tujuh tokoh muda Muslim dari Australia yang berkunjung ke Indonesia, yaitu Zulpha Styer, Tooba Jan, Ruhee Meghani, Omar Elrayes, Noah Chown, James (Ya'qub) Philips, dan Freshta Hassan. Turut hadir Sulis Indiarto, perwakilan Kedutaan Besar Australia di Jakarta dan alumni AIMEP dari tahun-tahun sebelumnya yang ikut membersamai.
Direktur Mosaic Connections, Brynna Rafferty Brown, sangat terkesan dengan sambutan dari Mu'allimaat, mulai dari penyambutan dengan tari Saman, tabuhan karawitan dan pertunjukan seni Tapak Suci.
Kedatangan delegasi AIMEP ingin mempelajari tentang peran dan program unggulan Madrasah Mu'allimaat Muhammadiyah Yogyakarta, salah satu sekolah Islam bersejarah di Yogyakarta yang komitmen dalam mencetak kader ulama, pemimpin dan pendidik yang berkontribusi untuk pengembangan dan pemberdayaan umat.
Brynna berharap kunjungan ini bisa menjadi ajang dialog mengenai inisiatif dan program yang mendukung pengembangan komunitas Muslim di kedua negara. "Juga menghasilkan ide-ide baru dan kolaborasi yang bermanfaat bagi kedua belah pihak," ujarnya.
Pada kesempatan itu, Direktur Mu'allimaat Unik Rasyidah, M.Pd, menyampaikan sejarah lahirnya Mu'allimaat yang didirikan oleh KH Ahmad Dahlan selaku pendiri Muhammadiyah. Selain itu, juga persebaran peserta didik di seluruh daerah di Indonesia.
"Wawasan global mulai digaungkan untuk pengembangan diri peserta didik sebagai bagian dari dakwah kader persyarikatan Muhammadiyah dalam mewujudkan kader ulama, pemimpin dan pendidik putri Islam," kata Unik Rasyidah didampingi Imastuti Tricahyani, MA (Kepala Urusan Hubungan Masyarakat Mu'allimaat).
Berita Lainnya
Polisi sita Rp2,8 miliar lebih dari pelaku judol Kemendigi
Minggu, 10 November 2024 22:08 Wib
BMKG imbau warga antisipasi dampak tak langsung siklon tropis Toraji
Minggu, 10 November 2024 21:53 Wib
Damai: Sinergi politik dan birokrat akan membawa Teluk Bintuni dua kali lebih baik
Minggu, 10 November 2024 18:07 Wib
Dokter dunia membahas pengembangan sel punca dan terapi gen
Minggu, 10 November 2024 15:25 Wib
BPBD catat 19 bencana landa Kota Bogor dalam sehari
Minggu, 10 November 2024 9:47 Wib
UAD Yogyakarta mewisuda 2.343 lulusan
Sabtu, 9 November 2024 23:29 Wib