Jakarta (ANTARA) - Ketua Umum Komisi Nasional Pengendalian Tembakau (Komnas PT) Hasbullah Thabrany menilai bahwa cukai rokok perlu terus dinaikkan sampai efektif mengendalikan konsumsi, guna menghindarkan Indonesia dari ancaman kesehatan dan ekonomi.
"Kalau WHO menganjurkan sampai 20 persen, dan memang bukti di Indonesia dengan kenaikan cukai rokok 10 persen belum cukup efektif menurunkan konsumsi tembakau pada orang miskin dan pada anak-anak kita," kata Hasbullah dalam konferensi pers daring oleh Center for Indonesia’s Strategic Development Initiatives (CISDI) di Jakarta, Kamis.
Dia menjelaskan bahwa bisnis rokok dapat menghabiskan uang rakyat sebesar Rp450-500 triliun setahun, dan yang menikmati uang rakyat tersebut menggunakannya untuk memperkaya dirinya melalui proyek-proyek.
Dia menjelaskan pihak-pihak tersebut sering mengangkat argumen berupa 6 juta orang bekerja di industri rokok, contohnya petani tembakau, serta argumen tentang rokok ilegal.
Menurutnya, para pejabat telah bersumpah untuk melindungi segenap rakyat, yang pada tahun 2024 tercatat sebanyak 282 juta penduduk. Hasbullah menilai, perlu mengutamakan dan melindungi 282 juta orang tersebut.
"Yaitu bagaimana melindungi dan mencegah mereka, khususnya anak-anak mereka, agar tidak mudah membeli rokok yang sudah dibuktikan secara ilmiah di seluruh dunia bahwa rokok itu mempunyai efek negatif terhadap kesehatan dan terhadap ekonomi," katanya.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Komnas PT: Cukai rokok perlu naik sampai efektif kendalikan konsumsi
Berita Lainnya
Tenaga kerja tembakau menolak aturan kemasan rokok polos tanpa merk
Jumat, 4 Oktober 2024 20:29 Wib
Awas, rokok elektrik sama bahayanya dengan rokok konvensional
Rabu, 18 September 2024 18:56 Wib
Kulon Progo tertibkan iklan rokok di toko-toko kelontong
Sabtu, 14 September 2024 16:05 Wib
Display rokok di warung dan swalayan di Kulon Progo bakal ditutup
Senin, 19 Agustus 2024 15:42 Wib
Satpol PP DIY siap mendukung penertiban penjualan rokok eceran
Senin, 5 Agustus 2024 16:19 Wib
Komnas ungkap tak beda, risiko penyakit akibat rokok elektronik-konvensional
Senin, 5 Agustus 2024 10:58 Wib
Hati-hati, pria lebih rentan mengalami kanker paru-paru
Kamis, 1 Agustus 2024 20:01 Wib
Asap rokok sebabkan kulit anak sensitif
Senin, 29 Juli 2024 18:29 Wib