Yogyakarta (ANTARA) - Kepala Laboratorium Ilmu Makanan Ternak Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada (UGM) Nanung Danar Dono menekankan pentingnya penggunaan obat herbal atau fitobiotik untuk penyembuhan ternak terjangkit penyakit mulut dan kuku (PMK).
Nanung dalam acara "Fapet Menyapa" di Fakultas Peternakan UGM, Yogyakarta, Jumat, menyebut obat herbal memiliki potensi besar meningkatkan daya tahan tubuh ternak sehingga mampu melawan efek buruk virus PMK.
"PMK disebabkan oleh virus. Virus itu kalahnya dengan kekebalan tubuh. Maka supaya ternak itu kuat dengan PMK, kekebalannya dijaga. Salah satunya dengan herbal sebagai feed additive," kata dia.
Nanung menerangkan bahwa vaksinasi hanya efektif jika diberikan kepada ternak yang masih sehat untuk meningkatkan kekebalan tubuh sebelum penyakit menyerang.
"Jika ternak sudah sakit, pemberian vaksin justru dapat memperburuk kondisinya," jelas dia.
Untuk ternak yang sudah terjangkit PMK, katanya, penanganan yang tepat adalah dengan memberikan antibiotik, vitamin, dan suplemen tambahan, termasuk obat herbal atau fitobiotik.
"Begitu sudah kena jangan divaksin, tetapi diobati antibiotik. Kemudian dibantu dengan herbal," ujar dia.
Menurut dia, antibiotik yang biasa diberikan oleh dokter hewan mengatasi infeksi sekunder akibat bakteri, sementara obat herbal berfungsi untuk mendukung kekebalan tubuh ternak.
"Herbal berperan sebagai pendukung tugas antibiotik dengan meningkatkan daya tahan tubuh dari dalam. Kombinasi ini sangat efektif jika dilakukan dengan tepat," ujar dia.
Nanung menyebutkan berbagai jenis tanaman herbal seperti temulawak, kunyit, dan jahe memiliki kandungan senyawa aktif yang berfungsi sebagai antivirus, antibakteri, dan antioksidan alami.
Temulawak, ujar dia, berfungsi sebagai perangsang nafsu makan. Ketika nafsu makan ternak meningkat, asupan nutrisi menjadi lebih baik sehingga daya tahan tubuhnya juga meningkat.
"Kunyit juga memiliki kandungan senyawa aktif antibiotik alami yang lebih tinggi dibanding temulawak, sedangkan jahe juga memiliki efek antibiotik alami yang signifikan," kata dia.
Menurut dia, penggunaan herbal ini dapat dilakukan dengan mencampurkannya ke dalam pakan atau sebagai "feed additive", juga air minum ternak.
Nanung menyebut cara tersebut sudah terbukti efektif membantu hewan ternak pulih dari PMK, terutama jika diberikan secara rutin dan konsisten.
Kendati manfaat herbal cukup besar, Nanung mengakui bahwa hingga kini tidak sedikit peternak yang belum mengetahui atau memanfaatkan potensi obat herbal ini.
Karena itu, Nanung menambahkan bahwa edukasi dan sosialisasi kepada peternak amat penting untuk meningkatkan pemahaman mereka tentang manfaat formula herbal bagi ternak.
"Banyak peternak yang enggak tahu. Karena yang namanya obat herbal itu kadang tidak instan. tidak bisa diberikan sekarang, kemudian langsung sembuh. Jadi naiknya pelan-pelan," kata dia.
Untuk menangkal infeksi parasit pada ternak ruminansia, Laboratorium Ilmu Makanan Ternak Fapet UGM juga telah meneliti bahan-bahan herbal dari daun kaliandra serta daun mahoni sebagai bioantelmintik.
Guru Besar Fapet UGM Prof Kustantinah menuturkan bahwa kandungan metabolit sekunder dalam hijauan pakan mampu mengurangi efek penurunan performa ternak yang dipicu infeksi parasit.
"Eksplorasi tanaman tropis dan pemanfaatannya perlu didorong lebih lanjut sebagai strategi peningkatan produktivitas ternak ruminansia," ujar Kustantinah.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Fapet UGM: Obat herbal penting untuk penyembuhan ternak terjangkit PMK