Yogyakarta (ANTARA) - Di usianya yang ke-75 tahun, Universitas Gadjah Mada (UGM) terus menunjukkan komitmennya dalam memajukan bangsa melalui pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, penanaman nilai-nilai luhur dan nasionalisme pada seluruh sivitasnya sehingga mampu berperan signifikan dalam mencetak generasi penerus bangsa yang unggul dan berdaya saing.
Rektor UGM Prof. dr. Ova Emilia, M.Med.Ed., Sp.OG(K)., Ph.D., dalam pidato Laporan Rektor yang disampaikan pada perayaan Puncak Dies Natalis, Kamis (19/12), di Grha Sabha Pramana, mengatakan perayaan Dies Natalis ke-75 UGM tahun ini menjadi momentum untuk merefleksikan kembali komitmen UGM dalam membangun bangsa dengan derap langkah yang lebih maju dari sisi inovasi dan dedikasi lebih tinggi untuk membangun semangat kebangsasan, memperkokoh identitas nasional, serta membentuk masyarakat yang beradab dan beretika.
"UGM selalu berkomitmen untuk mencetak generasi yang siap menghadapi tantangan global dan ikut berkontribusi positif bagi bangsa dan masyarakat," kata Rektor.
Kemajuan yang sudah diraih UGM sebagai kampus nomor satu di Indonesia yang berhasil mengusung keberlanjutan (sustainability) berdasarkan versi QS Sustainability Ranking 2025, merupakan buah capaian serta kerja keras dari semua pihak dan kepemimpinan universitas yang berkelanjutan, adaptif serta tangkas, hingga menghasilkan karya inovasi yang bermanfaat bagi pembangunan nasional dan berkontribusi positif di tataran global.
Meski demikian, kata Rektor, sebagai universitas negeri berbadan hukum, UGM menghadapi tantangan ekosistem global sangat dinamis, mulai dari perubahan iklim dan masalah lingkungan, perubahan budaya, perkembangan teknologi digital, ketegangan geopolitik, hingga ketidaksetaraan sosial ekonomi yang berdampak pada kesejahteraan umat manusia.
"Dalam kerangka kerja global, SDGs menjadi arus utama kebijakan karena masa depan yang berkelanjutan menjadi visi bersama dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat dunia yang semakin merata dan inklusif," katanya.
Dari berbagai tantangan tersebut, UGM terus melakukan perbaikan secara berkelanjutan dalam bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.
Di bidang pembelajaran, UGM berhasil mengembangkan sistem pendidikan bermartabat dan inklusif melalui berbagai model pembelajaran inovatif berbasis teknologi, pendidikan transdisiplin, dan sinergi multifaktor termasuk pelibatan praktisi lintas sektoral.
Dengan paradigma university "without wall", UGM memberikan keluasan akses pendidikan bagi masyarakat dan kelompok rentan, melalui kebijakan pendidikan afirmasi berbasis wilayah geografis dan latar belakang ekonomi, serta pengembangan berbagai program beasiswa.
"Pengembangan UGM online sebagai platform pembelajaran daring terbuka menjadi salah satu langkah nyata untuk membuka akses pendidikan berkualitas kepada masyarakat luas," ujarnya.
Sebagai universitas Nasional, UGM telah memenuhi ketentuan untuk mencari dan menjaring calon Mahasiswa yang memiliki potensi akademik tinggi, tetapi kurang mampu secara ekonomi melalui skema Kartu Indonesia Pintar Kuliah (KIP-K) dan mahasiswa dari daerah terdepan, terluar, dan tertinggal (3T) untuk diterima paling sedikit 20 persen (dua puluh persen) dari seluruh Mahasiswa baru yang diterima dan tersebar pada semua Program Studi.
Umumnya mahasiswa ini memiliki potensi akademik tinggi, tetapi kurang mampu secara ekonomi dan calon mahasiswa dari daerah terdepan, terluar, dan tertinggal.
Sepanjang tahun 2024 ini, persentase jumlah mahasiswa baru dari keluarga kurang mampu dan 3T mencapai sekitar 21,69 persen atau 2.316 mahasiswa baru dari 10.678 yang diterima tahun ini.
Di bidang penelitian, transformasi dan inovasi pendidikan melalui pengembangan riset unggulan dan translasional senantiasa diwujudkan secara berkelanjutan untuk menghasilkan luaran yang berdampak bagi masyarakat.
Berdasarkan capaian kekayaan intelektual UGM di tahun 2024 menghasilkan sebanyak 880 judul yang terdiri dari 92 paten, 751 hak cipta, 26 desain industri, dan 11 merek.
Bahkan melalui program pengembangan inovasi dan riset unggulan, UGM telah menghasilkan berbagai karya inovatif yang mendukung ketahanan pangan, ketahanan kesehatan, ketahanan energi, dan transformasi digital.
Untuk mendukung ketahanan pangan, UGM mengembangkan inovasi Beras Fortifikasi, Gamagora 7, Telur Ayam Bahagia, Kedelai Malika, Smart Traceability Farming Kedelai atau Saekedelai, Gama Cattle atau Sapi Gama, Vibrio Vaccine untuk ikan, Biofertilizer, rumput Gama Umami, dan berbagai inovasi lain.
Lalu di bidang kesehatan, UGM berhasil mengembangkan inovasi produk kesehatan dengan bahan alam berkualitas diantaranya Cinnacare, Berwyn Dent, dan Propasdent Pasta Gigi Propolis.
UGM juga memproduksi alat kesehatan dalam negeri berupa produk digital Microscope untuk mendeteksi penggunaan gula asli, aplikasi deteksi dini kolorektal, serta alat perawatan kaki mandiri bagi penderita diabetes.
"Penelitian dan penggunaan produk serta alat kesehatan tersebut dilakukan di berbagai fakultas dan sekolah bersama dengan fasilitas pelayanan kesehatan yang ada UGM," terangnya.
Di sektor ketahanan energi, kata Rektor, UGM selalu mendukung kebijakan pemerintah terutama dalam upaya mewujudkan ketahanan energi dan transisi energi bersih serta terbarukan.
Untuk mendukung ketahanan dan transisi energi, peneliti UGM tengah berhasil melakukan riset recycle lithium battery dan smart battery management.
Tidak hanya itu, UGM juga menggiatkan program Net Zero Emission Campus yang menjadi bagian rencana aksi terkait efisiensi energi, penggunaan energi terbarukan, dan pengurangan emisi di seluruh aspek operasional kampus, yang bertujuan untuk menjadikan UGM sebagai model kampus berkelanjutan di Indonesia.
Berbagai produk riset dan inovasi pengembangan teknologi digital juga sudah berhasil dikembangkan, UGM telah merancang knowledge management, big data, future skills, shared service and resources untuk mendukung layanan terbaik bagi pemangku kepentingan universitas untuk menyediakan informasi maupun pengetahuan yang bisa diakses secara bersama-bersama.
UGM juga telah mengembangkan aplikasi Desa Apps, Lentera DESA, iTrap, dan Inovasi Teknologi “Sikendang” untuk mendukung sektor pertanian menuju kedaulatan pangan terutama dalam menghadapi perubahan iklim.
Untuk meningkatkan jumlah publikasi nasional dan internasional, UGM mendorong pemberian insentif bagi dosen dan peneliti dan meningkatkan jumlah mahasiswa Pascasarjana.
Sesuai dengan Renstra jumlah persentase mahasiswa Pascasarjana ini ditargetkan sebesar 40 persen pada tahun 2027.
Pada Tahun Ajaran 2024 terdapat peluang penambahan jumlah mahasiswa baru Pascasarjana yang akan diterima melalui seleksi periode semester Genap 2024/2025.
Untuk sampai saat ini persentase mahasiswa Pascasarjana mencapai 30,87 persen dari total 61.061 total jumlah mahasiswa.
Sedangkan dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat, selama kurun waktu tahun 2024, UGM telah menerjunkan 315 unit KKN-PPM UGM ke 35 Provinsi, 29 Kabupaten, dan 247 Kecamatan dengan jumlah mahasiswa 8.513 orang berasal dari 18 fakultas dan 1 Sekolah.
Selain KKN-PPM, UGM melaksanakan hilirisasi hasil penelitian dan pendidikan melalui kegiatan pengabdian kepada masyarakat berbasis desa binaan dan implementasi teknologi tepat guna. (adv)