Selama ditangani Keluarga Glazer, United harus membayar bunga utang Rp63 miliar per bulan. Total selama era Glazer, United berutang 1 miliar pound (Rp21 triliun).
Utang yang menggunung ini telah membatasi manuver United di bursa transfer pemain dan juga dalam merehabilitasi infrastruktur-infrastruktur klub.
Melihat mismanajemen ini, penggemar United kembali menuding pemilik klub sebagai biang masalah.
Esok Minggu mereka akan mengenakan pakaian serba hitam di Old Traffrod ketika Bruno Fernandes cs menjamu Arsenal.
Jika penggemar melihat tim kesayangannya dibenamkan lagi oleh Arsenal, maka tekanan terhadap pemilik klub akan semakin hebat.
Sementara itu nun jauh di Qatar, Sheikh Jassim menunggu momen untuk menawar lagi Setan Merah. Mereka sudah berniat membeli United dengan uang tunai, bukan utang, bahkan berjanji melunasi semua utang United.
Keluarga Glazer jauh-jauh hari menyatakan tak akan menjual United. Namun ini tergantung kepada bagaimana performa United di lapangan.
Jika Amorim sukses mengulangi pencapaian Sir Alex dan Mourinho menjuarai Liga Europa pada 1991 dan 2017, maka nasib pemilik United bisa terselamatkan.
Tapi jika tidak, Setan Merah perlu mencoba pemilik baru yang lebih kuat agar terhindar dari prahara yang lebih besar.
Baca juga: MU semakin terpuruk usai kalah 0-1 dari Tottenham
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Prahara Manchester United lebih dari sekadar soal sepak bola