Yogyakarta (ANTARA) - AQUA dan Rekosistem meluncurkan waste station di Gedung Gramedia Yogyakarta, Jumat, untuk menjawab tantangan pengelolaan sampah di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Seperti diketahui setelah penutupan permanen Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Piyungan pada 2024 lalu karena penuhnya volume pengelolaan sampah, DIY membutuhkan urgensi pengelolaan sampah berkelanjutan.
Public Affairs and Sustainability Director Danone Indonesia Astri Wahyuni mengatakan peluncuran waste station ini sejalan dengan komitmen AQUA #BijakBerplastik yang terdiri tiga pilar, yaitu pengumpulan, edukasi, dan inovasi.
"Kolaborasi antara AQUA dan Rekosistem ini merupakan bukti nyata komitmen AQUA untuk mengumpulkan dan mengelola sampah, khususnya kemasan produk pascakonsumsi. Ini juga sekaligus memenuhi tanggung jawab kami sebagai produsen, yang diperluas (Extended Producer Responsibility). Selaras dengan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 75 Tahun 2019 tentang Peta Jalan Pengurangan Sampah oleh Produsen," kata Astri.
CEO dan Co. Founder Rekosistem Ernest Layman mengungkapkan bahwa inisiatif Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dalam menerapkan kebijakan desentralisasi pengelolaan sampah sudah cukup baik.
"Namun, tantangan masih ada. Beberapa depo sampah mengalami penumpukan akibat keterbatasan fasilitas pengolahan yang belum optimal. Rekosistem adalah startup teknologi iklim yang memberikan solusi digital untuk sirkular ekonomi, kehadiran Waste Station AQUA dan Rekosistem untuk mengurangi sampah di hulu dengan mengajak masyarakat melakukan daur ulang sampah anorganiknya," ujar Ernest.
Waste Station merupakan salah satu inovasi utama Rekosistem. Fasilitas pengumpulan sampah daur ulang yang dirancang untuk mendorong masyarakat memulai kebiasaan mendaur ulang dengan memberikan poin reward.
Untuk mempermudah proses ini, pengguna dapat mengunduh aplikasi Rekosistem melalui Google Play Store atau App Store sebelum menyetor sampah mereka.
Sampah yang disetor dapat ditukar dengan voucher belanja dan saldo e-wallet sebagai bentuk apresiasi.
Selain itu, Waste Station Rekosistem juga terkoneksi dengan sejumlah bank sampah, outlet dan retail penjual AQUA, serta AQUA Home Service (AHS).
Dengan adanya Waste Station di kota pelajar ini, AQUA dan Rekosistem berharap dapat menciptakan kebiasaan masyarakat dalam memilah dan menyetor sampah, sehingga meningkatkan tingkat daur ulang dan menciptakan ekosistem berkelanjutan.
Sekretaris Kementerian Pariwisata Bayu Aji mengapresiasi inisiatif Rekosistem dan AQUA dalam menghadirkan solusi berbasis ekonomi sirkular melalui pendirian Waste Station di Yogyakarta.
Menurut dia, kolaborasi multipihak seperti ini merupakan contoh nyata bagaimana sektor swasta, pemerintah, dan masyarakat bersinergi menciptakan perubahan positif.
"Dengan adanya Waste Station, kita tidak hanya memberikan fasilitas bagi masyarakat untuk memilah dan mendaur ulang sampah, tetapi juga membangun ekosistem yang mendukung pengelolaan sampah yang lebih efektif dan berkelanjutan," ujarnya.
Bayu mengungkapkan, Kementerian Pariwisata bekerja sama dengan pemerintah daerah, mitra, komunitas pegiat sampah, penyedia jasa pengelolaan sampah, Waste Management Specialist, dan pengelola destinasi wisata melaksanakan pendampingan dalam bentuk program pengurangan sampah, program pengelolaam sampah, hingga rutinitas aksi bersih sampah di sekitar destinasi wisata.
AQUA menyadari Yogyakarta sebagai salah satu destinasi utama wisata di Indonesia memiliki urgensi pengelolaan sampah.
Tidak berhenti pada kolaborasi dengan Rekosistem. Masih di kota dan hari yang sama, untuk menemukan solusi pengelolaan sampah multipihak, AQUA bersama Direktorat Pengelolaan Sampah, Limbah dan B3 (PSLB) Kementerian Lingkungan Hidup melakukan kunjungan ke sejumlah mitra pengumpulan sampah kemasan AQUA.
Mitra tersebut antara lain Bank Sampah Induk, TPS Panggung Harjo dan pusat pengumpulan sampah kemasan Sentral Busa yang sudah mengumpulkan 1.000 ton sampah kemasan plastik sejak 2020, dan kemudian dikirimkan ke pabrik daur ulang, diolah kembali. Sehingga melalui ekosistem ini setiap sampah kemasan AQUA menjadi bernilai kembali atau memiliki daur hidup baru.