Presiden FIFA: Piala Dunia 2026 lebih dari sekadar sepak bola, ini selebrasi

id Piala Dunia 2026,Gianni Infantino,FIFA,Piala Dunia

Presiden FIFA: Piala Dunia 2026 lebih dari sekadar sepak bola, ini selebrasi

Tangkapan layar Presiden FIFA Gianni Infantino menyambut kedatangan presiden atau ketua asosiasi sepak bola dari seluruh dunia di kantor baru FIFA di Paris, Prancis. ANTARA/Instagram/@erickthohir/Donny Aditra

Jakarta (ANTARA) - Presiden Federasi Sepak Bola Dunia atau FIFA Gianni Infantino, tepat setahun sebelum turnamen sepak bola akbar itu digelar, menyatakan bahwa Piala Dunia 2026 bukan sekadar turnamen tapi selebrasi yang menyatukan.

"Setahun dari sekarang, turnamen sepak bola terbesar di planet ini akan benar-benar memikat dunia seperti belum pernah terjadi sebelumnya. Ini lebih dari sekadar turnamen, ini adalah perayaan global tentang koneksi, persatuan, dan semangat," kata Infantino dalam laman resmi FIFA, Kamis.

Piala Dunia 2026 akan menjadi turnamen perdana yang diselenggarakan di tiga negara, yaitu Amerika Serikat, Meksiko, dan Kanada dengan 48 negara yang akan berpartisipasi.

"Dari setiap sudut dunia, impian menjadi kenyataan saat tim-tim lolos dan para penggemar merencanakan untuk menjadi bagian dari sejarah, menghitung mundur menuju Piala Dunia terbesar," ungkap Infantino yang menyebut kick off akan digelar di Meksiko City, Meksiko, 11 Juni 2026.

Untuk merayakan setahun menjelang kick-off, FIFA memasang jam hitung mundur di 16 kota penyelenggara.

Selain Amerika Serikat, Kanada, dan Meksiko yang memastikan lolos ke Piala Dunia 2026 lewat jalur tuan rumah, sejumlah negara juga memastikan tempatnya di turnamen akbar tersebut, yaitu juara bertahan Argentina, diikuti Brasil, Ekuador, Iran, Australia, Jepang, Korea Selatan dan Selandia Baru, selain dua negara debutan seperti Jordania dan Uzbekistan.

Dengan demikian, kini tersisa 35 tiket yang masih akan diperebutkan, dengan undian pembagian grup direncanakan digelar Desember.

Pewarta :
Editor: Eka Arifa Rusqiyati
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.