Ancaman terbesar Garuda pada putaran keempat adalah Irak, kata Rahmad

id Irak,Timnas Indonesia,Rahmad Darmawan

Ancaman terbesar Garuda pada putaran keempat adalah Irak, kata Rahmad

Pesepak bola Timnas Indonesia Calvin Verdonk (kanan) menggiring bola dibayangi pesepak bola Timnas China Wei Shihao (kiri) pada pertandingan Kualifikasi Piala Dunia 2026 putaran ketiga Grup C di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Kamis (5/6/2025). ANTARA FOTO/Fauzan/mrh/tom.

Jakarta (ANTARA) - Mantan pelatih timnas Indonesia Rahmad Darmawan menyatakan ancaman terbesar bagi tim Garuda dalam putaran keempat kualifikasi Piala Dunia 2026 pada 8-14 Oktober adalah Irak.

Menurut pelatih yang biasa disapa RD itu, Irak adalah negara yang paling perlu diwaspadai karena mempunyai gaya bermain yang berbeda dibandingkan negara-negara Timur Tengah lain yang lolos ke putaran keempat; Qatar, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, dan Oman.

“Irak yang mungkin akan sedikit mengganggu. Karakteristik pemain-pemain Irak ini berbeda dengan Arab yang lain. Irak itu lebih ke negara Persia, jadi mereka punya postur yang lebih strong, gede, mirip orang Jerman, karena memang mereka punya hubungan yang sangat dekat dengan negara Jerman dalam urusan sepak bola,” kata RD kepada ANTARA di ANTARA Heritage Center, Jakarta Pusat, Selasa.

Indonesia belum pernah meraih kemenangan kalah saat berhadapan dengan Irak dalam tiga laga terakhir, termasuk di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta.

Sejak November 2023, tiga pertemuan Indonesia dan Irak terjadi pada putaran kedua kualifikasi Piala Dunia 2026 (dua kali) dan babak grup Piala Asia 2023.

“Nah, ini yang agak menurut saya mudah-mudahan kita tidak satu grup dengan Irak. Tapi kalau itu harus satu grup, apa boleh buat?,” kata pelatih kelahiran Lampung tersebut.

Mengenai peluang Indonesia pada putaran keempat nanti, RD menilai tim asuhan Patrick Kluivert itu mempunyai kans besar lolos ke Piala Dunia 2026.

Pewarta :
Editor: Eka Arifa Rusqiyati
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.