Yogyakarta (ANTARA) - Malam itu, Suryo M baru saja menyelesaikan perjalanan bisnisnya dari Bali dan tiba di Bandara Soekarno-Hatta, Jakarta. Seperti biasa, suasana bandara tampak sibuk, dengan banyaknya pencari penumpang yang mendekati setiap orang yang keluar dari pintu terminal kedatangan.
Keramaian bandara saat itu, tampak tak mengganggu fokus pria berkacamata berusia setengah abad itu melangkah pasti, menarik koper yang ia pegang dengan tangan kiri, menuju deretan taksi yang terparkir rapi dengan khas warna birunya.
“Taksi,” kata ayah dari tiga anak itu sambil menyerahkan koper kepada petugas di deretan taksi Bluebird, kemudian melangkah masuk dan duduk di kursi belakang, tak lama setelah petugas tersebut sigap membuka pintu.
Suryo mengenang dengan detail kebiasaannya menggunakan Bluebird sebagai taksi andalan sejak puluhan tahun silam.
"Saya pertama kali naik Bluebird sekitar tahun 1998. Saat itu, tarif argo buka pintu masih Rp1.500," katanya mengenang masa lalu yang tetap bertahan hingga kini.
Aman dan Nyaman
Bagi Suryo, Bluebird lebih dari sekadar taksi atau layanan transportasi. Bluebird telah menjadi simbol kepercayaan, keamanan, dan kenyamanan.
“Kan ada ya, kalau bicara soal air mineral, pasti mereknya X. Kalau bicara kopi, mereknya Y. Nah, kalau soal taksi, ya Bluebird. Tidak pernah beralih sejak dulu,” ujar Suryo, yang dengan jelas menggambarkan ikatan emosional yang ia rasakan.
Bagi banyak orang, transportasi umum dalam hal ini taksi, merupakan kebutuhan sehari-hari. Namun, bagi Suryo, taksi adalah pilihan yang menawarkan pengalaman perjalanan luar biasa, dengan kenyamanan yang melampaui ekspektasi.
“Begitu masuk ke dalam taksi Bluebird, saya langsung merasa aman dan nyaman. Tidak ada rasa khawatir sama sekali. Rasa aman ini juga terkait dengan argo. Jadi, saya tidak khawatir tarifnya akan melonjak tiba-tiba atau tidak sesuai dengan yang tertera,” ujarnya.
Keamanan dan kenyamanan juga ia rasakan dalam hal pengemudi. Bluebird selalu menghadirkan pengemudi yang profesional, ramah, dan sopan, sehingga memberikan rasa tenang di setiap perjalanan.
"Driver-nya tidak hanya sopan, tetapi juga mengerti bagaimana membuat perjalanan terasa nyaman tanpa gangguan," tambahnya.
Suryo juga sangat mengapresiasi kondisi armada Bluebird yang selalu terawat.
“Aroma mobilnya juga enak, nggak bikin pusing. Kadang ada taksi lain yang menggunakan parfum mobil terlalu kuat, malah bikin pusing,” ungkapnya.
Direkomendasikan
Kepuasan Suryo tidak hanya dirasakannya sendiri, tetapi juga dirasakan oleh keluarganya. Sebagai kepala keluarga dengan tiga anak, Suryo selalu memastikan keamanan dan kenyamanan keluarganya, apalagi jika mereka bepergian tanpa dirinya.
“Saya selalu pastikan anak-anak dan istri menggunakan Bluebird, jika bepergian tanpa saya. Mereka juga sudah tahu, saya selalu telepon untuk memastikan semuanya aman. Pokoknya tenang karena Bluebird bisa diandalkan,” katanya.
Selain layanan taksi yang sudah terbukti terpercaya, Suryo juga merasa lebih puas dengan layanan tambahan dari Bluebird, seperti jaringan transportasi antar-kota dan antar-provinsi melalui armada shuttle dan bus.
“Saya punya keluarga di Yogyakarta yang sering bepergian ke Semarang untuk urusan pekerjaan setiap bulan. Saya selalu merekomendasikan mereka menggunakan Cititrans, karena merupakan bagian dari Bluebird. Armadanya nyaman, bisa tidur lelap sepanjang perjalanan, dan bangun-bangun sudah sampai,” ujar Suryo.
Menurutnya, layanan seperti ini menjadikan Bluebird tidak hanya sekadar taksi, tetapi juga menyediakan solusi mobilitas yang lengkap. Layanan ini meliputi taksi, sewa mobil, bus, shuttle, dan layanan antar barang, menyulap Bluebird menjadi layanan mobilitas terintegrasi atau mobility as a service (MaaS).
Tidak hanya Suryo, pengalaman positif dengan Bluebird juga dirasakan Dian K., warga Papua yang selalu memilih Bluebird, setelah pernah kecewa dengan taksi lain.
"Pernah sekali. Saat itu saya sebutkan alamat tujuan, dan harganya disebutkan Rp450 ribu. Saya tawar jadi Rp350 ribu. Senang sekali, merasa untung. Ternyata, begitu sampai, teman saya yang naik Bluebird, harganya cuma Rp200 ribu. Sejak itu, kapok, dan ke mana pun, selalu pakai Bluebird,” kenang ibu dua anak ini.
Dian pun selalu merekomendasikan Bluebird kepada siapa pun, tak ingin cerita pahitnya terulang lagi.
Bluebird Peduli
Bluebird juga tidak hanya fokus pada bisnis. Di setiap kilometer yang ditempuh penumpang, tersimpan kontribusi nyata bagi generasi penerus bangsa melalui Program Beasiswa Bluebird Peduli, yang telah dijalankan sejak 1998. Lebih dari 66 ribu paket beasiswa telah diberikan kepada anak-anak pengemudi dan karyawan, dari jenjang SMP hingga perguruan tinggi.
Beasiswa khusus juga disalurkan sejak 2003 untuk anak-anak berkebutuhan khusus dan anak-anak yang orang tuanya wafat saat menjalankan tugas. Program ini memberikan rasa aman dan memastikan masa depan mereka.
Pada Hari Anak 22 Juli 2025, melalui BlueLife, anak-anak pengemudi dan penerima beasiswa Bluebird Peduli pun diajak bermain di KidZania, untuk menumbuhkan mimpi mereka untuk menjadi pilot, dokter, jurnalis, dan lainnya. Selain itu, dalam kesempatan lain, mereka juga diajarkan mengenai kepemimpinan, perencanaan karier, serta pentingnya kerja sama tim.
“Ketika pengemudi kami merasa tenang karena keluarganya diperhatikan, mereka bisa lebih fokus dan konsisten dalam memberikan pelayanan terbaik. Inilah esensi keberlanjutan versi Bluebird, menciptakan dampak positif dari dalam ke luar,” kata Direktur PT Blue Bird Tbk, Andre Djokosoetono.
Selain itu, Bluebird juga menjaga lingkungan melalui kampanye Sustainability Tree, yang melibatkan kegiatan penanaman bibit mangrove dengan target pengurangan emisi, pencegahan abrasi, serta memperkuat ekosistem pesisir. Bluebird juga menjalankan kampanye untuk mengurangi penggunaan kemasan plastik sekali pakai.
Kinerja Positif
PT Bluebird mencatatkan pertumbuhan positif dengan menutup semester pertama 2025 dengan pendapatan Rp2,67 triliun atau tumbuh sekitar 15 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Laba bersih meningkat 27,4 persen menjadi Rp339,1 miliar, dan EBITDA tumbuh 21 persen menjadi Rp671,9 miliar.
Pertumbuhan itu didorong oleh berbagai inisiatif perusahaan, seperti penggunaan fitur harga tetap di aplikasi Bluebird, ekspansi rute perjalanan shuttle, perluasan armada kendaraan listrik, transformasi digital, dan perluasan layanan berbasis kebutuhan pelanggan.
“Kami ingin membangun perusahaan mobilitas yang tidak hanya bisa diandalkan dari sisi layanan, tetapi juga berdampak positif bagi lingkungan dan masyarakat. Fokus kami tetap sama, bertumbuh secara berkelanjutan, sambil menciptakan nilai tambah bagi seluruh ekosistem kami,” tutup Andre.
Ibarat pepatah sedikit demi sedikit, lama-lama menjadi bukit, tepat menggambarkan upaya Bluebird yang terus dilakukan, dengan langkah kecil yang konsisten, mampu memberikan pelayanan terbaik dan terakumulasi menjadi pengalaman luar biasa bagi para pelanggannya.
