Sleman (ANTARA) - InJourney Destination Management (IDM) menyelenggarakan program Ambara Budaya Peningkatan Kapasitas UMKM dan Pendukung Pariwisata di kawasan Candi Prambanan dan Keraton Ratu Boko.
"Kegiatan ini bertujuan meningkatkan kapasitas UMKM untuk mendukung aktivitas pariwisata berkualitas di kawasan Candi Prambanan dan Keraton Ratu Boko," kata kata General Manajer Prambanan dan Ratu Boko Ratno Timur saat membuka kegiatan di Gedung Serbaguna Desa Bokoharjo, Prambanan, Sleman, Yogyakarta, Senin.
Menurut dia, kegiatan ini diikuti 100 pelaku UMKM dari tiga wilayah kecamatan yang berada di wilayah terdekat Candi Prambanan dan Keraton Ratu Boko yang terdiri dari pelaku UMKM dengan produk jual berupa kuliner, fashion (batik ecoprint, shibori) dan jasa (jasa wisata, salon bengkel).
"Peserta merupakan pelaku UMKM dari Kecamatan Prambanan, Klaten, Jawa Tengah yang terdiri dari Desa Tlogo, Bugisan, Kokosan, Kebondalem Kidul dan Pereng. Sedangkan dari Kecamatan Prambanan, Sleman, Yogyakarta yaitu Desa Bokoharjo dan Sambirejo; serta Desa Tamanmartani di Kecamatan Kalasan, Sleman, Yogyakarta," katanya.
Ia mengatakan, agenda ini termasuk dalam tindak lanjut atas pemetaan sosial dan potensinya yang dilakukan IDM untuk memberdayakan peran warga dalam aktivitas-aktivitas pariwisata, ekonomi kreatif dan penunjangnya.
"Kami berharap dukungan ini bisa meningkatkan kapasitas pelaku usaha untuk mendukung terselenggaranya pariwisata berkualitas di wilayah Prambanan," katanya.
Sustainability Division Head IDM Ismiyati mengatakan bahwa Ambara Budaya Peningkatan Kapasitas UMKM dan Pendukung Pariwisata di Kawasan Candi Prambanan dan Keraton Ratu Boko ini merupakan bagian dari pilar ekonomi program Cipta Ambara Budaya yang berfokus pada pemberdayaan UMKM di kawasan Candi Prambanan, Ratu Boko, dan sekitarnya.
Ia mengatakan, kegiatan ini merupakan bagian dari komitmen keberlanjutan IDM dan akan dinilai menggunakan metode 'Social Return on Investment' (SROI) untuk memastikan bahwa manfaatnya benar-benar dirasakan oleh masyarakat.
"Program ini juga menjadi tindak lanjut atas proses pemetaan sosial yang telah dilakukan IDM di wilayah tersebut. Sementara, materi yang disampaikan antara lain pengenalan legalitas usaha, market awareness, materi artificial intelligence atau kecerdasan buatan bagi UMKM, foto dan packaging produk UMKM," katanya.
Menurut dia, pada materi pengenalan legalitas berusaha, peserta didorong untuk mendapatkan Nomor Induk Berusaha (NIB) sebagai dokumen legal untuk mempermudah urusan perizinan atau bantuan usaha lainnya. Hal ini dilakukan agar peserta bisa mendapatkan berbagai izin seperti sertifikat PIRT, yaitu izin edar untuk produk makanan dan minuman yang diproduksi oleh usaha skala rumah tangga, sertifikat halal dan lainnya.
"Kami juga membekali mereka dengan ilmu 'packaging' serta foto produk sederhana yang kemudian diolah dengan kecerdasan buatan yang gratis untuk menampilkan produk agar lebih menjual. Kami berharap, hal ini bisa menambah ilmu agar produk mereka bisa lebih menjual dan diterima pasar dengan lebih mudah," katanya.
Ismiyati mengatakan, peluang usaha yang makin terbuka dihadirkan pada materi "market awareness" yang mengajak peserta untuk lebih terbuka terhadap tantangan ke depan.
"Sebagai UMKM di ring I kawasan Warisan Budaya Dunia, mereka didorong untuk lebih mengenal potensi usaha yang semakin terbuka dan menantang," katanya.
Salah satu peserta Rindang Irwina mengatakan bahwa pelatihan ini berguna bagi dirinya, terutama untuk meningkatkan legalitas serta tampilan produk yang lebih menjual, terutama di media sosial.
"Pelatihan ini bisa menambah bagus tampilan produk di media sosial kami, yang semoga bisa menambah daya tarik dan daya jual produk," katanya.
