Yogyakarta (ANTARA) - Ngupit Heritage Cycling 2025 yang digelar di Desa Kahuman, Ngawen, dan Jemawan menjadi salah satu upaya untuk menghidupkan kembali memori sejarah salah satu desa tertua di Klaten melalui penelusuran situs-situs peninggalan lintas zaman.
Pegiat pemetaan sejarah lokal Salman Hamid menjelaskan ada keterkaitan tiap situs dengan fase perkembangan Ngupit, termasuk hubungan desa dengan kerajaan, tokoh lokal, hingga dinamika sosial yang mengikutinya.
“Berada di desa setua Ngupit berarti berdiri di atas sejarah panjang yang sering tidak kita sadari. Melalui kegiatan seperti ini, anak muda dapat membaca kembali jejak masa lalu langsung dari ruang hidupnya,” katanya saat ditemui di sela-sela kegiatan yang berlangsung Minggu (30/11).
Salah satu fokus penelusuran adalah 10 situs utama dan 21 titik penting yang dipilih karena memuat lapisan sejarah berbeda. Pada masa Mataram Kuno, peserta mengunjungi lokasi Prasasti Upit, situs Padalan, dan tinggalan berupa lumpang batu yang menjadi penanda permukiman kuno.
Baca juga: Menpar sebut wisata kebugaran jadi kekuatan baru pariwisata
Salah satu peserta Dika mengatakan bahwa kegiatan ini sejarah desa tidak berhenti pada arsip atau naskah kuno, melainkan hadir dalam lanskap sehari-hari.
“Saya baru tahu bahwa banyak situs penting berada dekat rumah warga. Sejarahnya panjang sekali, tapi sering tidak terbaca,” kata dia.
Tur sepeda ini ditutup di Sumber Pengilon, titik yang memiliki peran historis sekaligus ekologis. Peserta diajak memahami keterkaitan antara sumber air, struktur permukiman, dan ketahanan desa pada masa lampau.
Perwakilan karang taruna Zidan menyebut kegiatan ini sebagai cara generasi muda merawat ingatan kolektif desa tanpa harus menggunakan pendekatan akademis yang kaku.
“Kami ingin menunjukkan bahwa merawat sejarah tidak harus lewat ruang akademis. Dengan bersepeda dan mendengarkan cerita, anak muda bisa menjadi jembatan yang menghubungkan masa lalu dengan warga hari ini,” katanya.
Baca juga: RI raih penghargaan La Liste karena kekayaan wisata gastronomi
Baca juga: Menpar sebut berbelanja menjadi daya tarik terpenting bagi wisatawan
