Jakarta (Antara Jogja) - Menteri BUMN Dahlan Iskan meminta Perum Percetakan Uang Republik Indonesia (Peruri) meningkatkan kemampuan memproduksi sendiri bahan baku kertas untuk pencetakan uang yang selama ini masih impor.
"Selama ini Peruri memproduksi uang kertas, namun bahan baku pembuatan uang khususnya kategori bank note paper (kertas security bahan baku uang) masih semuanya diimpor," kata Dahlan, usai menggelar Rapat Pimpinan Kementerian BUMN, di Kantor Peruri, Jakarta, Kamis.
Menurut Dahlan, saat ini Bank Indonesia setiap tahun harus mengimpor kertas untuk pembuatan uang dengan nilai trilunan rupiah.
"Saya tidak tahu berapa persisnya nilai impor bahan baku uang kertas oleh Bank Indonesia setiap tahunnya," ujar Dahlan.
Ia menjelaskan, kalau Peruri bisa memproduksi bahan baku kertas uang tersebut tentu akan sangat membantu pemerintah karena bisa sekaligus menghemat devisa.
Untuk itu tambah Dahlan, dirinya sudah menginstruksikan Direksi Peruri untuk segera mencari informasi detil soal impor bahan baku uang kertas tersebut.
"Selain itu tentu Peruri juga harus segera meningkatkan kemampuan teknologi dalam hal pencetakan uang," ujarnya.
Dari sisi sumber daya manusia Peruri pasti sanggup untuk melakukan peningkatan kapasitas kemampuan pencetakan, termasuk soal pendanaan Peruri sangat siap.
"Uang punya, SDM siap, Peruri punya pabrik kertas Padalarang. Tinggal teknologinya saja, tapi itu bisa dibeli," tegas Dahlan.
Sementara itu, Dirut Peruri Prasetio mengatakan, Peruri setiap tahun mampu memproduksi uang kertas hingga 7 miliar bilyet.
Selama ini bahan baku dipasok dari Bank Indonesia yang diimpor dari beberapa negara seperti Italia, Jerman dan Perancis.
Peruri hanya mencetak serta menyediakan tinta dan desain uang sedangkan bahan baku semuanya dipasok dari Bank Indonesia (BI) melalui proses tender.
Untuk itu, Prasetio mengatakan, pihaknya sedang menyiapkan PT Kertas Padalarang untuk menngkatkan kemampuan dan kapasitas memproduksi kertas untung uang.
"Padalarang harus mampu mencetak kertas kategori "high security paper" untuk keperluan paspor dan bank note paper serat panjang untuk bahan baku uang kertas, termasuk bahan baku kertas jenis lainnya," katanya.
Pada kesempatan itu Dahlan berpesan kepada Peruri agar lebih berhati-hati dalam melakukan kerja sama dengan pihak manapun.
"Peruri memiliki kemampuan keuangan. Saya juga meminta berhati-hati dalam merealisasikan rencana pembangunan Menara Peruri yang sedang dalam penyelesaian pengkajian," ujarnya.(R017)
"Selama ini Peruri memproduksi uang kertas, namun bahan baku pembuatan uang khususnya kategori bank note paper (kertas security bahan baku uang) masih semuanya diimpor," kata Dahlan, usai menggelar Rapat Pimpinan Kementerian BUMN, di Kantor Peruri, Jakarta, Kamis.
Menurut Dahlan, saat ini Bank Indonesia setiap tahun harus mengimpor kertas untuk pembuatan uang dengan nilai trilunan rupiah.
"Saya tidak tahu berapa persisnya nilai impor bahan baku uang kertas oleh Bank Indonesia setiap tahunnya," ujar Dahlan.
Ia menjelaskan, kalau Peruri bisa memproduksi bahan baku kertas uang tersebut tentu akan sangat membantu pemerintah karena bisa sekaligus menghemat devisa.
Untuk itu tambah Dahlan, dirinya sudah menginstruksikan Direksi Peruri untuk segera mencari informasi detil soal impor bahan baku uang kertas tersebut.
"Selain itu tentu Peruri juga harus segera meningkatkan kemampuan teknologi dalam hal pencetakan uang," ujarnya.
Dari sisi sumber daya manusia Peruri pasti sanggup untuk melakukan peningkatan kapasitas kemampuan pencetakan, termasuk soal pendanaan Peruri sangat siap.
"Uang punya, SDM siap, Peruri punya pabrik kertas Padalarang. Tinggal teknologinya saja, tapi itu bisa dibeli," tegas Dahlan.
Sementara itu, Dirut Peruri Prasetio mengatakan, Peruri setiap tahun mampu memproduksi uang kertas hingga 7 miliar bilyet.
Selama ini bahan baku dipasok dari Bank Indonesia yang diimpor dari beberapa negara seperti Italia, Jerman dan Perancis.
Peruri hanya mencetak serta menyediakan tinta dan desain uang sedangkan bahan baku semuanya dipasok dari Bank Indonesia (BI) melalui proses tender.
Untuk itu, Prasetio mengatakan, pihaknya sedang menyiapkan PT Kertas Padalarang untuk menngkatkan kemampuan dan kapasitas memproduksi kertas untung uang.
"Padalarang harus mampu mencetak kertas kategori "high security paper" untuk keperluan paspor dan bank note paper serat panjang untuk bahan baku uang kertas, termasuk bahan baku kertas jenis lainnya," katanya.
Pada kesempatan itu Dahlan berpesan kepada Peruri agar lebih berhati-hati dalam melakukan kerja sama dengan pihak manapun.
"Peruri memiliki kemampuan keuangan. Saya juga meminta berhati-hati dalam merealisasikan rencana pembangunan Menara Peruri yang sedang dalam penyelesaian pengkajian," ujarnya.(R017)