Majalengka (ANTARA) - Aksi kejahatan dengan modus lama kembali memakan korban. Tiga pria yang diduga sebagai pelaku pengganjal mesin ATM dibekuk jajaran Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polres Majalengka setelah melancarkan aksinya di sebuah SPBU di Kecamatan Rajagaluh.
Ketiga pria itu, masing-masing berinisial F (43) dan H (44) asal Lampung, serta HM (46) dari Sumedang, ditangkap di sebuah hotel di wilayah Majalengka tanpa perlawanan.
"Hari ini ketiganya sudah kami amankan, setelah melakukan aksi tersebut di wilayah hukum Polres Majalengka," kata Kasat Reskrim Polres Majalengka, AKP Ari Rinaldo, Senin (24/3).
Modus mereka tergolong licin, namun klasik. Para pelaku telah lebih dulu menyiapkan kartu ATM palsu yang tersangkut di mesin. Saat korban datang dan mencoba bertransaksi, dua pelaku yang sudah berada di sekitar lokasi berpura-pura membantu.
“Dua pelaku sudah lebih dulu berada di ATM, satu di dalam dan satu lagi di luar. Mereka mengarahkan korban ke ATM lain yang sudah dipersiapkan dengan kartu ATM yang tersangkut," jelas AKP Ari.
Baca juga: Sindikat judi online miliki 400 ATM dibongkar
Saat korban mencoba berkali-kali memasukkan PIN, namun selalu gagal, pelaku kemudian menekan tombol pembatalan. Tanpa disadari korban, kartu yang keluar adalah kartu palsu yang telah disiapkan pelaku. Sementara kartu asli korban sudah berpindah tangan.
Korban baru sadar ada yang tidak beres setelah melapor ke bank. Sayangnya, sebelum sempat memblokir rekening, pelaku sudah menguras saldo hingga Rp9,63 juta. PIN korban diketahui karena diam-diam diintip saat ia mengetiknya.
Ketiganya kini diamankan di Mapolres Majalengka untuk penyelidikan lebih lanjut. Polisi juga menyita sejumlah barang bukti yang berkaitan dengan kasus tersebut.
"Kami mengimbau masyarakat agar lebih waspada saat menggunakan mesin ATM, terutama di lokasi yang sepi. Jangan ragu untuk membatalkan transaksi jika merasa ada yang janggal," pungkas AKP Ari.
Baca juga: Tersangka kasus pencurian modus ganjal mesin ATM di Bantul diringkus polisi
Baca juga: Waspadai kejahatan "skimming, phising", pinta OJK
