Kulon Progo (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengkaji ulang sistem drainase kawasan aerotropolis Bandara Internasional Yogyakarta karena sudah tidak relevan dengan alih fungsi lahan hingga 600 hektare di wilayah ini.
Kepala Pelaksana BPBD Kulon Progo Joko Satya Agus Nahrowi di Kulon Progo, Selasa, mengatakan banjir di wilayah selatan Kulon Progo di Temon dan Panjatan atau kawasan aerotropolis Bandara Internasional Yogyakarta dipicu kondisi daerah rendah dan air dari Pegunungan Kokap mengarah di wilayah itu.
"Untuk jangka pendek, BPBD akan melakukan normalisasi drainase. Kemudian jangka panjang perlu adanya kajian ulang sistem drainase kawasan Bandara Internasional Yogyakarta atau kawasan aerotropolis Bandara Internasional Yogyakarta secara menyeluruh," katanya.
Baca juga: Warga waspadai 13 titik banjir
Ia mengatakan perencanaan drainase sebelum adanya bandara harus disesuaikan dengan kondisi setelah adanya bandara seperti pembangunan parapet di sungai-sungai di Temon dan Panjatan.
Adanya pembangunan Bandara Internasional Yogyakarta juga memicu munculnya genangan air di Temon. Temon adalah daerah banjir namun daerah resapan airnya luas, sebelum dengan adanya bandara. Setelah dibangun bandara, luas lahan resapan air berkurang sekitar 600 hektare.
Menurut dia, berkurangnya luas lahan resapan air menyebabkan wilayah Temon, dan Panjatan berpotensi digenangi air atau banjir saat terjadi hujan dengan intensitas tinggi dengan durasi lama.
Saat ini, baru awal musim hujan dengan intensitas sedang terjadi banjir dan genangan air yang merendam persawahan. Air juga masuk permukiman warga dan mengganggu lalu lintas kendaraan di jalan nasional.
"Kami tidak membayangkan pada saat puncak musim hujan dengan hujan intensitas tinggi dan durasi panjang. Hal ini perlu diwaspadai," katanya.
Pihaknya sudah berkoordinasi dengan Satker DPUPKP-ESDM DIY, dan BBWSSO terkait titik-titik rawan banjir dan kerusakan banjir, beberapa waktu lalu.
"Kami akan mengupayakan air mengalir lancar dengan membersihkan sampah dan sedimen aliran anak sungai," katanya.
Wakil Ketua I DPRD Kulon Progo Ponimin Budi Hartono mengatakan berdasarkan data desain penanganan bencana kawasan Bandara Internasional Yogyakarta sudah bagus.
Ia mengatakan kalau saat ini ada genangan air sebagai wajar sehingga masyarakat harus sabar.
"Kalau pembangunannya sudah selesai dan sempurna, semoga akan baik," katanya.
Baca juga: BPBD Gunungkidul ajak FPRB berperan menghadapi potensi hidrometeorologi
Baca juga: Perahu dikerahkan bantu warga korban banjir
Kepala Pelaksana BPBD Kulon Progo Joko Satya Agus Nahrowi di Kulon Progo, Selasa, mengatakan banjir di wilayah selatan Kulon Progo di Temon dan Panjatan atau kawasan aerotropolis Bandara Internasional Yogyakarta dipicu kondisi daerah rendah dan air dari Pegunungan Kokap mengarah di wilayah itu.
"Untuk jangka pendek, BPBD akan melakukan normalisasi drainase. Kemudian jangka panjang perlu adanya kajian ulang sistem drainase kawasan Bandara Internasional Yogyakarta atau kawasan aerotropolis Bandara Internasional Yogyakarta secara menyeluruh," katanya.
Baca juga: Warga waspadai 13 titik banjir
Ia mengatakan perencanaan drainase sebelum adanya bandara harus disesuaikan dengan kondisi setelah adanya bandara seperti pembangunan parapet di sungai-sungai di Temon dan Panjatan.
Adanya pembangunan Bandara Internasional Yogyakarta juga memicu munculnya genangan air di Temon. Temon adalah daerah banjir namun daerah resapan airnya luas, sebelum dengan adanya bandara. Setelah dibangun bandara, luas lahan resapan air berkurang sekitar 600 hektare.
Menurut dia, berkurangnya luas lahan resapan air menyebabkan wilayah Temon, dan Panjatan berpotensi digenangi air atau banjir saat terjadi hujan dengan intensitas tinggi dengan durasi lama.
Saat ini, baru awal musim hujan dengan intensitas sedang terjadi banjir dan genangan air yang merendam persawahan. Air juga masuk permukiman warga dan mengganggu lalu lintas kendaraan di jalan nasional.
"Kami tidak membayangkan pada saat puncak musim hujan dengan hujan intensitas tinggi dan durasi panjang. Hal ini perlu diwaspadai," katanya.
Pihaknya sudah berkoordinasi dengan Satker DPUPKP-ESDM DIY, dan BBWSSO terkait titik-titik rawan banjir dan kerusakan banjir, beberapa waktu lalu.
"Kami akan mengupayakan air mengalir lancar dengan membersihkan sampah dan sedimen aliran anak sungai," katanya.
Wakil Ketua I DPRD Kulon Progo Ponimin Budi Hartono mengatakan berdasarkan data desain penanganan bencana kawasan Bandara Internasional Yogyakarta sudah bagus.
Ia mengatakan kalau saat ini ada genangan air sebagai wajar sehingga masyarakat harus sabar.
"Kalau pembangunannya sudah selesai dan sempurna, semoga akan baik," katanya.
Baca juga: BPBD Gunungkidul ajak FPRB berperan menghadapi potensi hidrometeorologi
Baca juga: Perahu dikerahkan bantu warga korban banjir