Kulon Progo (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, meminta Kampung Siaga Bencana menyiapkan masyarakat dalam menghadapi potensi kebencanaan, khususnya potensi bencana angin kencang, banjir dan tanah longsor pada musim hujan.
Penjabat Bupati Kulon Progo Ni Made Dwipanti Indrayanti di Kulon Progo, Kamis, berharap seluruh kapanewon punya Kampung Siaga Bencana (KSB).
Wilayah Kabupaten Kulon Progo termasuk daerah rawan bencana, namun sampai saat ini baru terbentuk 13 KSB di tujuh kapanewon/kecamatan dari total 12 kapanewon yang ada.
"Kami berharap ada satu KSB untuk tiap kapanewon. Harapannya ini bisa menjadi kesiapsiagaan masyarakat, sehingga siap menghadapi bencana," kata Ni Made.
Menurut dia, dengan terbentuknya KSB di setiap kapanewon diharapkan dapat menumbuhkan kesiapsiagaan dari masyarakat dan unsur terkait dalam menghadapi kerawanan dan potensi bencana di daerah masing-masing yang bisa terjadi sewaktu-waktu dan di mana saja.
"Kita akan membentuk kampung yang memiliki kemampuan mandiri untuk beradaptasi dan menghadapi potensi ancaman bencana, serta segera memulihkan diri dari dampak-dampak bencana yang merugikan," katanya.
Dia mengatakan terdapat beberapa potensi bencana di Kulon Progo yang patut diwaspadai di antaranya tsunami, tanah longsor, banjir hingga kekeringan. Dengan tumbuhnya kesiapsiagaan bencana di masyarakat diharapkan dapat mengurangi dampak risiko bencana.
"Mudah-mudahan dengan karakteristik ini, antisipasi sudah bisa dilakukan. Salah satunya adalah menyiapkan kesiapan masyarakat saat tinggal di lokasi yang berpotensi bencana," kata Ni Made.
Sementara itu, Kepala Bidang Perlindungan Sosial Dinas Sosial DIY Sigit Alifianto mengatakan saat ini paradigma penanganan bencana telah berubah, tidak sekedar penanganan responsif namun juga penanganan preventif.
Oleh karena itu, pemerintah terus mendorong kesiapan masyarakat dan instansi terkait untuk mengantisipasi bencana yang mungkin terjadi melalui pembentukan KSB.
Ia berharap keberadaan KSB ini dapat terus aktif dan berinovasi dalam mewujudkan masyarakat yang tanggap bencana.
"Kita harapkan banyak inovasi yang dilakukan oleh tim KSB di Glagah ini untuk mewujudkan masyarakat yang tenang, damai dan juga siap dalam penanganan bencana," kata Alifianto.
Penjabat Bupati Kulon Progo Ni Made Dwipanti Indrayanti di Kulon Progo, Kamis, berharap seluruh kapanewon punya Kampung Siaga Bencana (KSB).
Wilayah Kabupaten Kulon Progo termasuk daerah rawan bencana, namun sampai saat ini baru terbentuk 13 KSB di tujuh kapanewon/kecamatan dari total 12 kapanewon yang ada.
"Kami berharap ada satu KSB untuk tiap kapanewon. Harapannya ini bisa menjadi kesiapsiagaan masyarakat, sehingga siap menghadapi bencana," kata Ni Made.
Menurut dia, dengan terbentuknya KSB di setiap kapanewon diharapkan dapat menumbuhkan kesiapsiagaan dari masyarakat dan unsur terkait dalam menghadapi kerawanan dan potensi bencana di daerah masing-masing yang bisa terjadi sewaktu-waktu dan di mana saja.
"Kita akan membentuk kampung yang memiliki kemampuan mandiri untuk beradaptasi dan menghadapi potensi ancaman bencana, serta segera memulihkan diri dari dampak-dampak bencana yang merugikan," katanya.
Dia mengatakan terdapat beberapa potensi bencana di Kulon Progo yang patut diwaspadai di antaranya tsunami, tanah longsor, banjir hingga kekeringan. Dengan tumbuhnya kesiapsiagaan bencana di masyarakat diharapkan dapat mengurangi dampak risiko bencana.
"Mudah-mudahan dengan karakteristik ini, antisipasi sudah bisa dilakukan. Salah satunya adalah menyiapkan kesiapan masyarakat saat tinggal di lokasi yang berpotensi bencana," kata Ni Made.
Sementara itu, Kepala Bidang Perlindungan Sosial Dinas Sosial DIY Sigit Alifianto mengatakan saat ini paradigma penanganan bencana telah berubah, tidak sekedar penanganan responsif namun juga penanganan preventif.
Oleh karena itu, pemerintah terus mendorong kesiapan masyarakat dan instansi terkait untuk mengantisipasi bencana yang mungkin terjadi melalui pembentukan KSB.
Ia berharap keberadaan KSB ini dapat terus aktif dan berinovasi dalam mewujudkan masyarakat yang tanggap bencana.
"Kita harapkan banyak inovasi yang dilakukan oleh tim KSB di Glagah ini untuk mewujudkan masyarakat yang tenang, damai dan juga siap dalam penanganan bencana," kata Alifianto.