Kulon Progo (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, melaksanakan pembinaan pelaksanaan Posbindu Disabilitas Sentosa di Puskesmas Sentolo 1 dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada disabilitas di wilayah itu.

Kepala Dinas Kesehatan Kulon Progo Sri Budi Utami di Kulon Progo, Jumat, mengatakan posbindu disabilitas diinisiasi Puskesmas Sentolo 1 sejak 2020.

Pos Binaan Terpadu (Posbindu) adalah kegiatan monitoring dan deteksi dini faktor risiko PTM terintegrasi (penyakit jantung dan pembuluh darah, diabetes, penyakit paru obstruktif akut dan kanker), serta gangguan akibat kecelakaan dan tindakan kekerasan dalam rumah tangga yang dikelola oleh masyarakat.

"Kegiatan posbindu disabilitas yang diinisiasi Puskesmas Sentolo 1 telah meluas di beberapa kalurahan bahkan direplikasi oleh beberapa puskesmas di wilayah Kulon Progo. Kami melaksanakan pembinaan secara berkala supaya kegiatan ini berjalan dengan baik," kata Sri Budi.

Ia mengatakan saat ini, jumlah posbindu disabilitas terdapat 17 titik di yang berada di wilayah Sentolo dan Temon. Posbindu Disabilitas Sentosa masih berkelanjutan. Adapun kriteria pembinaan inovasi diantaranya kebaharuan, efektifitas kegiatan, kebermanfaatan, kemudahan disebarkan dan keberlanjutan.

"Hasil supervisi dan pembinaan didapatkan bahwa inovasi ini masih dilaksanakan bahkan mengalami pengembangan inovasi ke arah pemberdayaan penyandang disabilitas yang produktif," katanya.

Menurut dia, keberlanjutan posbindu disabilitas dipengaruhi oleh komitmen pimpinan yaitu Kepala Puskesmas Sentolo 1 Renny Lo yang konsistensi pemberian layanan dan terbentuknya sistem yang terintegrasi dengan program posbindu di kalurahan serta dukungan anggaran dari dana keistimewaan dan APBKal.

Posbindu disabilitas telah direplikasi di wilayah Puskemas Sentolo 2 dan wilayah Puskemsas Temon 1.

Hal ini dikarenakan Posbindu Disabilitas Sentosa mampu mengintegrasikan program kesehatan dengan rehabilitasi berbasis mayarakat yang sangat dibutuhkan oleh penyandang disabilitas tidak hanya meningkatkan akses layanan kesehatan tetapi juga memenuhi kebutuhan dasar mereka.

"Strategi keberlanjutan inovasi melalui peningkatan pengetahuan tentang kesehatan penyandang disabilitas kepada nakes, kader dan keluarga sebagai pendamping," katanya.

Lebih lanjut, Sri Budi mengatakan posbindu disabilitas merupakan rehabilitasi berbasis masyarakat untuk mempertahankan keberlanjutan inovasi.

Posbindu disabilitas merupakan program yang spesifik yang memerlukan kemitraan dari unsur tokoh masyarakat yang berada di lingkungan penyandang disabilitas, LSM SIGAB fokus terhadap inklusif disabilitas, dunia usaha yang memberikan peluang usaha dan kemandirian, akademisi dari perguruan tinggi UGM, UNY membantu penyuluhan dan edukasi tentang kesehatan dan pemberdayaan serta media daring dan cetak telah mempublikasikan kegiatan posbindu disabilitas.

'Tujuan kemitraan ini adalah meningkatkan kualitas kehidupan para penyandang disabilitas dan keluarganya, serta memenuhi kebutuhan dasar mereka selain itu memastikan inklusivitas dan partisipasi mereka dalam masyarakat," katanya.

Dia mengatakan kemitraan ini memunculkan layanan rehabilitasi penyandang disabilitas melalui pendekatan rehabilitasi berbasis masyarakat (RBM) yang merupakan pengembangan kemampuan dan ketrampilan penyandang disabilitas melalui kegiatan yang dilakukan di masyarakat, bukan di rumah sakit atau institusi.

"Salah satu kegiatan RBM di Posbindu Sentosa berupa pemantauan kesehatan dan memberikan peluang mata pencaharian melalui kemandirian usaha UMKM Kripik Mucuna yang bernilai ekonomis," katanya.

Pewarta : Sutarmi
Editor : Herry Soebanto
Copyright © ANTARA 2024