Kulon Progo (ANTARA) - Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta mencatat tingkat partisipasi pemilih disabilitas di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024 sebanyak 24,78 persen atau 1.280 orang dari yang masuk dalam daftar pemilih tetap mencapai 5.166 orang.
Anggota KPU Kulon Progo Aris Zurkhasanah di Kulon Progo, Senin, mengakui bahwa tingkat partisipasinya masyarakat Kulon Progo dalam Pilkada 2024 menurun jauh, salah satu kelompok masyarakat yang partisipasinya anjlok adalah dari penyandang disabilitas.
"Partisipasi pemilih disabilitas di Pilkada 2024 mencapai 24,78 persen, turun jauh dari Pilkada 2017 yang mencapai 40 persen," kata Aris.
Menurutnya, ada sejumlah faktor yang menyebabkan turunnya partisipasi pemilih disabilitas. Salah satunya karena pihak keluarga yang kurang menghendaki kerabatnya yang disabilitas untuk menggunakan hak pilihnya di Pilkada 2024.
"Kebanyakan terjadi pada pemilih dengan kondisi disabilitas mental," katanya.
Aris mengatakan pihaknya sudah menyiapkan pendamping bagi pemilih disabilitas agar bisa menggunakan hak pilihnya. Fasilitas pendampingan ini juga telah disosialisasikan ke masyarakat, jauh sebelum pelaksanaan pemungutan suara Pilkada 2024 dilakukan.
"Hal ini menjadi bahan evaluasi kami dalam penyelenggaraan sosialisasi kepada masyarakat," katanya.
Lebih lanjut, Aris mengatakan tingkat partisipasi pemilih Pilkada 2024 di Kulon Progo secara keseluruhan mencapai 79,26 persen. Angka ini muncul setelah adanya kajian berdasarkan jumlah surat suara sah dan yang tidak sah.
"Jumlah pengguna hak pilih di Pilkada 2024 Kulon Progo mencapai 274.048 pemilih dari DPT sebanyak 345.540 pemilih," jelas Aris.
Tercatat 274.048 pengguna hak pilih tersebut terdiri dari 273.140 pemilih DPT, 698 pemilih pindahan, dan 210 pemilih tambahan. Total ada sebanyak 274.048 surat suara yang masuk, terdiri dari 255.142 suara sah (93,1 persen) dan 18.906 suara tidak sah (6,9 persen).
"Tingkat partisipasi pemilih Pilkada 2024 di Kulon Progo memang lebih rendah dari Pemilu 2024 yang mencapai 88,15 persen. Namun naik tipis dari partisipasi Pilkada 2017 yang mencapai 79,16 persen," katanya.
Sementara itu, Ketua KPU Kulon Progo Budi Priyana menduga salah satu penyebab rendahnya partisipasi karena banyak warga Kulon Progo yang terdaftar di DPT, namun berada di luar daerah. Mereka dalam posisi tidak bisa pulang untuk menggunakan hak pilihnya.
"Namun jika dibandingkan kabupaten/kota DIY lainnya, tingkat partisipasi pemilih Pilkada 2024 Kulon Progo jadi yang paling tinggi," kata Budi.