Jakarta (ANTARA Jogja) - Pemerintah mengharapkan dapat menyediakan 'contingency loan' (dana jaga-jaga) sebesar lima miliar dolar AS pada tahun ini.
Direktur Jenderal Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan, Rahmat Waluyanto, di Jakarta, Rabu kemarin mengatakan, dana sebesar itu akan digunakan pemerintah jika pembiayaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tidak terpenuhi seiring gejolak ekonomi global.
Ia mengemukakan, dana sebesar lima miliar dolar AS ini, salah satunya berasal dari pinjaman Bank Dunia sebesar dua miliar dolar AS.
"Seperti 2010 kita punya 5,5 miliar dolar AS, tahun ini diharapkan sama, yang sudah 'confirmed' dari Bank Dunia dengan jangka waktu cukup lama, dan sudah ditandatangani biaya pinjamannya," ujarnya.
Selain dari World Bank, menurutnya, 'Asian Development Bank' (ADB) juga akan memberi pinjaman sebesar 500 juta dolar AS.
"Kita juga akan undang partisipasi dari banyak pihak, terutama 'multilateral agency', sehingga nantinya tercipta dana yang bisa dipakai untuk kehati-hatian bagi Indonesia," katanya.
Ia mengatakan, "contingency loan" itu akan digunakan untuk membiayai kebutuhan pembiayaan APBN jika pemerintah tidak dapat masuk ke pasar akibat perkembangan ekonomi Eropa dan dunia yang tidak kondusif.
"Dana itu bisa digunakan misalnya di pasar itu ada namanya 'market trigger'. Jadi akses ke pasar tertutup, dana itu nantinya bisa kita gunakan," tuturnya.
Meskipun pemerintah akan melakukan pencadangan pinjaman, hal itu dinilainya tidak mempunyai tekanan terhadap pemerintah karena sifatnya untuk berjaga-jaga.
"Jadi tidak ada tekanan utang luar negeri pemerintah," demikian Rahmat Waluyanto.
(KR-ZMF)
Berita Lainnya
"Home Sweet Loan", film menarik ditonton
Kamis, 5 September 2024 13:14 Wib
Yunita Siregar naik transportasi umum lakoni "Home Sweet Loan"
Kamis, 5 September 2024 6:59 Wib
"Home Sweet Loan", film menarik wajib ditonton
Selasa, 20 Agustus 2024 13:32 Wib
"Student loan" alternatif mahasiswa Indonesia bayar UKT
Senin, 27 Mei 2024 6:17 Wib
"Student loan" memperluas peluang anak Indonesia berkuliah
Selasa, 19 Maret 2024 7:42 Wib
GRP-BNI kerja sama "sustainability linked loan" 32 juta dolar AS
Rabu, 28 Desember 2022 16:37 Wib