Semarang (ANTARA Jogja) - Sekelompok mahasiswa Universitas Negeri Semarang mengembangkan teater kuda lumping di Desa Baran Dukuh Lor, Kabupaten Semarang untuk mengangkat potensi wisata di daerah tersebut.
"Masyarakat Desa Baran Dukuh Lor sebelumnya sudah mengembangkan kesenian kuda lumping. Namun, sejak beberapa tahun lalu aktivitas kesenian itu mandek," kata Ayu Fitriani (20) mahasiswa Unnes, di Semarang, Sabtu.
Atas dasar itu, Ayu bersama tiga kawannya, yakni Dani Ardiyawan (18), Guruh Tri Utomo (19), dan Uswatun Hasanah (20) tergerak untuk mengembangkan potensi wisata budaya yang sempat mengalami kemandekan itu.
Keempat mahasiswa Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) Unnes itu berinsiatif memodifikasi kesenian kuda lumping konvensional dengan sentuhan teatrikal untuk semakin menambah nilai jual kesenian tradisional tersebut.
Selama ini, kata Ayu, kesenian kuda lumping dimainkan tanpa jalan cerita, tetapi dengan sentuhan teatrikal dimodifikasi menjadi teater kuda lumping yang sarat dengan muatan cerita lokal masyarakat setempat.
"Kuda lumpingnya tetap, hanya kami tambahkan muatan teater. Dengan ini, kesenian kuda lumping tak lagi melulu bernuansa mistis, tetapi ada jalan cerita yang bisa menambah wawasan dongeng-dongeng rakyat," katanya.
Didampingi ketiga kawannya, Ayu menjelaskan bahwa mereka telah mulai melatih warga setempat, utamanya anak-anak dan remaja bermain teater kuda lumping sejak dua bulan lalu, didampingi para sesepuh desa.
"Kami membidik kalangan anak-anak dan remaja supaya ada regenerasi. Sementara kalangan tua mendampingi agar roh kesenian asli kuda lumping tidak luntur," kata mahasiswa Jurusan Bahasa Inggris FBS Unnes itu.
Sementara itu, Dani menambahkan antusiasme masyarakat ternyata besar dalam bermain teater kuda lumping, sebab setidaknya 70 orang warga ikut bermain pada pementasan perdana di desa setempat pada 15 April lalu.
"Pementasan perdana itu dihadiri berbagai kalangan terkait, terutama Dinas Kebudayaan dan Pariwisata setempat. Kami berharap pemerintah daerah menjadikan Desa Baran Dukuh Lor sebagai desa wisata," katanya.
Dani menjelaskan bahwa Desa Baran Dukuh Lor di Kabupaten Semarang memiliki banyak potensi yang layak dikembangkan untuk pariwisata, seperti kerajinan ronce melati, pembuatan ornamen "jaran kepang", dan batu bata.
Upaya keempat mahasiswa dalam mengembangkan teater kuda lumping itu menyabet juara pertama Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) 2012 kategori program kreativitas mahasiswa (PKM) bidang Pengabdian Masyarakat.
(KR-ZLS)
Berita Lainnya
Kisah Wukirsari Bantul jadi Desa Wisata Terbaik Dunia
Selasa, 26 November 2024 15:00 Wib
Gunungkidul berlakukan E-Ticketing untuk masuk objek wisata
Kamis, 14 November 2024 8:46 Wib
Dispar Yogyakarta optimistis target 9 juta wisatawan 2024 tercapai
Kamis, 17 Oktober 2024 10:15 Wib
Pemkab Bantul siapkan beragam pertunjukan untuk tingkatkan wisata pantai
Senin, 7 Oktober 2024 13:01 Wib
IDM hadirkan Distrik Batik di destinasi TWC memperingati Hari Batik
Rabu, 2 Oktober 2024 19:54 Wib
Disbud Gunungkidul sinergikan jemparingan dengan objek wisata tarik wisatawan
Minggu, 29 September 2024 20:32 Wib
Desa wisata di Sleman sukses menggelar "Senandung Bulan Purnama"
Sabtu, 21 September 2024 18:05 Wib
Desa Wisata Sriharjo Bantul tawarkan pemandangan keindahan alam dan sungai
Selasa, 17 September 2024 19:56 Wib