Peneliti BPPT: Jakarta masih berpotensi banjir

id bajir jakarta bppt

Peneliti  BPPT: Jakarta masih berpotensi banjir

banjir di Jakarta 2013 (antaranews.com)

Jakarta (Antara Jogja) - Peneliti Utama pada Unit Pelaksana Teknis Hujan Buatan di Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Fadli Syamsudin menilai Jakarta masih berpotensi banjir seperti banjir pada 17 Januari 2013 yakni pada minggu kedua hingga minggu ketiga Februari.

"Minggu depan, MJO (Madden-Julian Oscillation) mulai aktif lagi dengan membawa uap air yang besar. Biasanya jika MJO lewat, wilayah yang dilewati akan sering hujan. Itu mulai dari paling barat Indonesia, terus bergeser ke arah timur," katanya dalam keterangan pers tentang Penerapan Teknologi Modifikasi Cuaca di Jakarta, Jumat.

MJO adalah gangguan gelombang atmosfer, berupa penjalaran daerah tekanan rendah di daerah equator pada 'range' 100 LU-100 LS yang bersumber dari Samudera Hindia bagian barat dan bergerak menuju ke timur yang pengaruhnya 1-3 bulanan.

Ia mengatakan curah hujan saat banjir besar di Jakarta pada 17 Januari sebenarnya belum ada separuh dari curah hujan pada banjir besar pada tahun 2007 yang mencapai sekitar 300 mm dalam sehari.

Oleh karena itu, katanya, masih ada kemungkinan datangnya curah hujan yang lebih besar lagi, sedangkan musim hujan masih berlangsung hingga pertengahan Maret.

Selain MJO, ada sejumlah faktor lain yang berpengaruh pada jumlah curah hujan, yakni El Nino-Southern Oscillation (ENSO), Indian Ocean Dipole (IOD) yang pengaruhnya 2-6 tahunan, monsun (enam bulanan), periode 5-14 harian, hingga faktor lokal harian.

Dalam kesempatan itu, ilmuwan senior UPT Hujan Buatan BPPT Mimin Karmini sambil memaparkan citra satelit dan citra radar menegaskan bahwa banjir Jakarta pada 6 Februari lalu lebih bersifat lokal.

"Itu terjadi karena awan kumulonimbus cepat sekali terbentuk akibat adanya pusaran massa udara di Teluk Jakarta. Jika dibiarkan saja tanpa modifikasi cuaca, seperti apa Jakarta," tambahnya.

Sementara itu, Kepala Bidang Pengkajian dan Penerapan Teknologi Pembuatan Hujan BPPT Tri Handoko Seto mengatakan, pada 6 Februari, telah dilakukan empat kali operasi penyemaian (penerbangan) dengan bahan yang disemai mencapai 11 ton, namun banjir tetap terjadi di sejumlah jalan protokol.

Sejak 26 Januari dilakukannya teknologi modifikasi cuaca (TMC), ujar dia, telah 28 sorti penerbangan menyebarkan 93,6 ton bahan semai bubuk NaCl, yakni 21 sorti menggunakan Hercules A-1323 milik TNI AU dengan posko Halim Perdanakusuma serta tujuh sorti menggunakan pesawat Casa U-616 milik TNI AL dengan posko Pondok Cabe. (Dewanti L)