APC pamerkan foto perbatasan Indonesia-Timor Leste

id apc pamerkan foto perbatasan

APC pamerkan foto perbatasan Indonesia-Timor Leste

Pameran Foto "Di Balik Garis Batas" (Foto lensajogja.com)

Jogja (Antara Jogja) - "Atma Jaya Photography Club" Universitas Atma Jaya Yogyakarta memamerkan sejumlah karya foto yang mengangkat kondisi perbatasan wilayah Indonesia dengan Timor Leste, di Bentara Budaya Yogyakarta.

"Kami sengaja memilih kondisi perbatasan Indonesia-Timor Leste untuk menyajikan kondisi lebih dekat dengan masyarakat yang memilih bertahan menjadi warga Negara Indonesia," kata Ketua Panitia Pameran Foto Henry Adriandi saat diskusi dan pembukaan pameran foto bertema `Di Balik Garis Batas` ini, di Yogyakarta, Jumat malam.

Sebanyak 25 foto karya lima fotografer "Atma Jaya Photography Club" (APC) itu menampilkan potret yang secara umum menggambarkan mengenai budaya, kondisi ekonomi, serta pendidikan anak-anak masyarakat perbatasan di Dusun Metamauk, Kobalima Timur, Nusa Tenggara Timur.

Kondisi pendidikan di wilayah perbatasan tersebut divisualkan oleh salah satu fotografer Widi melalui potret beberapa sekolah dasar negeri di dusun itu, dengan siswa yang belum semuanya memakai alas kaki ketika bersekolah.

"Saya sangat terkesan ketika mereka mengungkapkan kesan-kesan semangat belajar, meskipun dalam kondisi sekolah yang masih jauh dari layak. Cita-cita mereka rata-rata tidak muluk-muluk," kata mahasiswa semester enam Jurusan Komunikasi Universitas Atma Jaya ini saat menceritakan pengalamannya selama proses pengambilan gambar.

Sementara itu, fotografer lainnya, Rikardus memvisualkan adat budaya Timor-Timur yang masih dilestarikan oleh masyarakat di perbatasan sampai sekarang, melalui potret pertunjukan tarian tebe yang merupakan tarian khas Timor Timur.

"Tarian Tebe merupakan tarian ungkapan kegembiraan masyarakat Timor. Dalam foto tersebut kami mencoba menyampaikan realitas bahwa mereka masih kuat dalam merawat budaya, meskipun kondisi masyarakat sudah terpecah menjadi dua," katanya.

Selain itu, mereka juga memunculkan foto-foto beberapa tokoh setempat yang merupakan korban konflik antara Indonesia dan Timor Leste yang memuncak pada 1999.

"Kami mencoba memunculkan ekspresi-ekspresi sejumlah tokoh masyarakat yang merupakan korban ketidakadilan pada waktu itu. Rata-rata mereka yang merupakan saksi mata perseteruan Indonesia-Timor Leste pada waktu itu, terbuka menceritakan kisah-kisah masa lalu mereka," kata mahasiswa Jurusan Ekonomi Manajemen ini.

Sejumlah pengunjung yang hadir dalam pameran yang digelar pada 1 hingga 6 Maret itu, mengaku menikmati foto-foto yang disajikan oleh sejumlah mahasiswa Universitas Atma Jaya tersebut.

Pengunjung yang datang antara lain dari kalangan Mahasiswa dan masyarakat umum.

(KR-LQH)