Sampit, Kalteng (Antara Jogja) - Budaya membuat tanglong atau lampu hias di Kota Sampit Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, diperlombakan kembali melalui antarRT untuk menyemarakkan bulan suci Ramadhan 1435 Hijriyah.
"Lomba ini juga untuk mengingatkan bahwa dulu ada tradisi unik masyarakat kita meramaikan Ramadhan, yaitu tanglong atau lampu hias. Makanya kami coba mengangkat kembali," kata Ketua Karang Taruna Kotim Abdul Hafid di Sampit, Selasa.
Lomba kreasi tanglong ini digelar Karang Taruna Kotim, Himpunan Mahasiswa Kotim dan Himpunan Mahasiswa Islam Sampit. Pemerintah Kotim mendukung penuh acara bernuansa tradisi Islami itu.
Tanglong adalah lampu hias yang dulu sering dibuat masyarakat untuk menyemarakkan bulan suci Ramadhan, terlebih pada malam sepuluh hari terakhir.
Jika dulu tanglong dibuat dengan penataan kombinasi lampu minyak dan obor, belakangan tanglong juga dibuat dengan kreasi kertas minyak warna-warni dengan aneka bentuk dan dipadu lampu listrik.
Dalam lomba kreasi tanglong ini, panitia mempersilakan setiap RT di Kota Sampit yang meliputi Kecamatan Mentawa Baru Ketapang dan Baamang untuk mendaftarkan diri menjadi peserta lomba.
Masyarakat bisa beramai-ramai membuat berbagai jenis tanglong di RT mereka. Misalnya membentuk miniatur masjid, bedug atau bentuk lainnya yang berkaitan dengan Ramadhan dan Islam.
Namun, panitia mengingatkan agar pembuatan tanglong tetap memperhatikan faktor keamanan untuk menghindari terjadinya hal yang tidak diinginkan seperti kebakaran dan musibah lainnya.
Pendaftaran 8-15 Juli 2014 di Sekretariat Karang Taruna Kotim di Jalan Cut Nyak Dien. Penilaian akan dilakukan sepanjang Ramadhan oleh juri ke lokasi tanpa memberitahukan kepada RT setempat.
Panitia menyiapkan hadiah berupa piala Bupati Kotim dan uang pembinaan yang totalnya mencapai Rp50 juta. Selain itu, panitia juga menyiapkan hadiah menarik bagi warga yang rumahnya dinilai menjadi rumah tanglong terbaik.
"Kami mengajak masyarakat berlomba-lomba membuat tanglong di RT masing-masing agar Ramadhan ini semakin semarak dan kita semakin bersemangat beribadah. Kami harap tradisi memeriahkan bulan suci Ramadhan ini bisa bermanfaat," ujar Hafid.
(KR-NJI)