MTI: kawasan timur perlu dijadikan pintu pelayaran

id mti: kawasan timur

MTI: kawasan timur perlu dijadikan pintu pelayaran

Masyarakat Transportasi Indonesia (Foto plus.google.com)

Jogja (Antara Jogja) - Kawasan timur Indonesia perlu dijadikan pintu masuk untuk kapal yang membawa barang impor dari Eropa, Asia, dan Australia, kata Ketua Umum Masyarakat Transportasi Indonesia Danang Parikesit.

"Oleh karena itu, pelabuhan seperti di Sorong, Papua, dan Bitung, Sulawesi Utara, bisa dijadikan pintu masuk bagi 14 ribu kapal yang beroperasi di Indonesia," katanya pada diskusi kebijakan ekonomi berbasis maritim di Yogyakarta, Rabu.

Dengan demikian, kata dia, lalu lintas transportasi laut di kawasan timur akan ramai, mengurangi biaya transportasi kapal yang selama ini pelayarannya tidak terjadwal, dan mendorong migrasi transportasi darat ke laut.

Anggota Dewan Kelautan Indonesia Son Damar mengatakan sekitar 40 persen perdagangan dunia berpotensi melewati perairan Indonesia.

Menurut dia, empat dari 10 lokasi strategis lalu lintas perdagangan dunia perdagangan di dunia berada di Indonesia yakni Selat Sunda, Selat Malaka, Selat Lombok, dan Selat Makassar.

"Pemerintah perlu mendorong aktivitas bongkar muat barang di pelabuhan dan menambah kepemilikan kapal untuk mendorong pembangunan negara maritim," katanya.

Direktur Industri Pariwisata Kementerian Pariwisata Agus Priyono mengatakan destinasi wisata bahari di Indonesia belum digarap secara optimal, padahal setiap tahun ada 5.000 kapal yachts singgah di negeri ini.

Menurut dia, dari 16 kawasan destinasi wisata, tujuh di antaranya adalah kawasan wisata bahari seperti Kepulauan Seribu, Menjangan, Pantai Kuta, Pulau Komodo, Bunaken, Wakatobi, dan Raja Ampat.

"Namun, mahalnya biaya transportasi menuju lokasi destinasi wisata tersebut sering dikeluhkan oleh wisatawan," katanya.

(B015)
Pewarta :
Editor: Masduki Attamami
COPYRIGHT © ANTARA 2024