Lima bandara ditutup akibat abu vulkanik Raung

id abu vulkanik raung

Lima bandara ditutup akibat abu vulkanik Raung

Gunung Raung (Foto Istimewa)

Jakarta (Antara Jogja) - Kementerian Perhubungan menyatakan lima bandar udara ditutup akibat pengaruh penyebaran debu vulkanik akitivitas Gunung Raung.

Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian Perhubungan JA Barata dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat dini hari menyebutkan lima bandara tersebut, di antaranya Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali, Bandara Internasional Lombok, Bandara Selaparang Lombok, Bandara Blimbingsari Banyuwangi dan Bandara Notohadinegoro, Jember.

"Penutupan tersebut berdasarkan Notam (Notice  to Airmen) yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Udara," katanya.

Barata merinci Notam tersebut, di antaranya Notam Nomor A 1413/15 untuk penutupan Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali, yang berlaku sampai dengan pukul 06.30 WITA.

Notam Nomor B 1067/15 untuk penutupan Bandara Internasional Lombok, yang berlaku sampai dengan pukul 05.30 WITA.

Notam Nomor C 0498/15 untuk penutupan Bandara Selaparang, Lombok, yang berlaku sampai dengan pukul 09.00 WITA.

Notam Nomor C 0499/15 untuk penutupan Bandara Blimbingsari, Banyuwangi, yang berlaku sampai dengan pukul 12.00 WIB.

Notam Nomor C 0500/15 untuk penutupan Bandara Notohadinegoro, Jember, yang berlaku sampai dengan pukul 08.00 WIB.

Ia menyebutkan rute yang terdampak debu vulkanik Gunung Raung untuk rute domestik: W33, W34, W41, W42, W43, W44, W45, W46, sedangkan untuk rute internasional, G326.

"Notam penutupan bandara-bandara ini akan terus diperbaharui menyesuaikan dengan kondisi nyata atas perkembangan penyebaran debu vulkanik terkait aktivitas Gunung Raung," katanya.

Sementara itu, Sekretaris Perusahaan PT Angkasa Pura I Farid Indra Nugraha mengatakan sejumlah penerbangan ke Denpasar dialihkan (divert) ke Makassar.

"Pukul 21.39 WITA, Denpasar ditutup karena abu Gunung Raung, saat ini sedang dimonitor pesawat yang 'divert' ke Ujungpandag, Surabaya dan Cengkareng untuk mengantisipasi pendaratan," katanya.

Sementara itu, kata dia, untuk pembatalan penerbangan ataupun kembali ke pangkalan atau bandara ("return to base") masih digali informasinya.

(J010)
Pewarta :
Editor: Masduki Attamami
COPYRIGHT © ANTARA 2024