Deddy Mizwar bacakan puisi

id deddy mizwar bacakan puisi

Deddy Mizwar bacakan puisi

Deddy Mizwar (Foto antaranews.com)

Bandung (Antara Jogja) - Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar membacakan puisi karya KH Ahmad Mustofa Bisri atau Gus Mus berjudul "Rasanya" untuk para wartawan peliput Pemprov Jabar di Gedung Sate Bandung, di sela-sela peringatan HUT Ke-70 Kemerdekaan RI, Senin.

"Saya mau membacakan puisi karya Gus Mus yang baru diterima beberapa saat lalu," kata Deddy Mizwar yang mengenakan pakai dinas upacara berwarna putih.

Dengan lantang dan tegas, pemeran utama film "Nagabonar" ini membacakan bait demi bait puisi tersebut hingga selesai.

Usai membacakan puisi, Deddy Mizwar sempat menyinggung tentang makna kemerdekaan Republik Indonesia yang sudah berusia 70 tahun.

"Kita harus optimistis, karena kondisi saat ini lebih baik, dulu kita tidak ada uang adem kehidupan juga adem, tapi kita tidak punya kemerdekaan karena di bawah Belanda. Kalau sekarang beda kondisinya, karena kita punya SDM bagus, tinggal melangkah bersama saja," kata dia.

Berikut adalah puisi berjudul "Rasanya" karya Gus Mus yang dibacakan Deddy Mizwar.

                

             RASANYA

Baru kemarin Bung Karno dan Bung Hatta
Atas nama kita menyiarkan dengan seksama
Kemerdekaan kita di hadapan dunia

Rasanya
Baru kemarin

Padahal sudah tujuh puluh tahun lamanya

Pelaku-pelaku sejarah yang nista dan mulia
Sudah banyak yang tiada. Penerus-penerusnya
Sudah banyak yang berkuasa atau berusaha
Tokoh-tokoh pujaan maupun cercaan bangsa
Sudah banyak yang turun tahta

Rasanya Baru kemarin
Padahal sudah lebih setengah abad lamanya

Petinggi-petinggi yang dulu suka korupsi
Sudah banyak yang meneriakkan reformasi

Tanpa merasa risi
Rasanya baru kemarin
Rakyat yang selama ini terdaulat
sudah semakin pintar mendaulat
Pejabat yang tak kunjung merakyat
pun terus dihujat dan dilaknat
Rasanya baru kemarin
Padahal sudah tujuh puluh tahun lamanya
Pembangunan jiwa masih tak kunjung tersentuh
Padahal pembangunan badan
yang kemarin dibangga-banggakan
sudah mulai runtuh
Daging yang selama ini terus dimanjakan
kini sudah mulai kalap mengerikan
Ruh dan jiwa
sudah semakin tak ada harganya

Masyarakat yang kemarin diam-diam menyaksikan
para penguasa berlaku sewenang-wenang
kini sudah pandai menirukan

Rasanya
Baru kemarin
Padahal sudah lebih setengah abad kita merdeka

Pahlawan-pahlawan idola bangsa
Seperti Pangeran Diponegoro
Imam Bonjol, dan Sisingamangraja
Sudah dikalahkan oleh Sin Chan, Baja Hitam
dan Kura-kura Ninja dan artis idola

Rasanya
Baru kemarin
Tokoh-tokoh angkatan empatlima
sudah banyak yang koma
Tokoh-tokoh angkatan enamenam sudah
banyak yang terbenam
Tokoh-tokoh angkatan selanjutnya
sudah banyak yang tak jelas maunya

Rasanya
Baru kemarin
Negeri zamrud khatulistiwaku yang manis
Sudah terbakar nyaris habis
Dilalap krisis dan anarkis

Meeka yang kemarin menikmati pembangunan
Sudah banyak yang bersembunyi meninggalkan beban
Mereka yang kemarin mencuri kekayaan negeri
Sudah meninggalkan utang
dan lari mencari selamat sendiri
Mereka yang kemarin
sudah terbiasa mendapat kemudahan
Banyak yang tak rela sendiri kesulitan
Rasanya baru kemarin
Ternyata sudah tujuh puluh tahun kita
Merdeka
Ingin rasanya
aku sekali menguak angkasa
dengan pekik yang lebih perkasa:
Merdeka !!!!!

(A066)
Pewarta :
Editor: Masduki Attamami
COPYRIGHT © ANTARA 2024