Masyarakat Sleman menekuni budi daya jahe merah

id jahe merah

Masyarakat Sleman menekuni budi daya jahe merah

ilustrasi obat herbal (Foto Antara)

Sleman, (Antara Jogja) - Masyarakat di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, menekuni budi daya jahe merah karena tanaman ini menjadi peluang usaha yang menguntungkan.

"Budi daya jahe merah cukup menguntungkan, karena harga dan kebutuhan pasar cukup tinggi," kata pembudi daya jahe merah Dwi Wahyudi (47) warga Dusun Sumber Lor, Kalitirto, Berbah, Sleman, Sabtu.

Menurut dia, dirinya sudah satu tahun menggeluti budi daya jahe merah.

"Budi daya jahe merah tidak perlu lahan luas, saya hanya memanfaatkan teras rumah yang berukuran 3x5 meter. Awalnya dari hobi. Sekarang bisa dikembangkan menjadi usaha," katanya.

Ia mengatakan, budi daya jahe merah ini termasuk gampang-gampang susah yang dibutuhkan adalah kesabaran dan ketelatenan.

"Saya yakin hobi ini dapat menjadi usaha yang cukup prospektif. Mengingat kebutuhan pasar yang tinggi. Permintaan jahe merah tidak hanya datang dari sektor perdagangan tapi juga industri lokal maupun mancanegara," katanya.

Dwi mengatakan jahe merah ini tidak sekadar menjadi pendukung di industri obat-obatan tapi juga bahan baku utama.

"Saya optimistis permintaan masih tetap tinggi hingga beberapa tahun ke depan," katanya.

Ia mengatakan, jahe merah baru bisa dipanen jika sudah berumur minimal sembilan bulan. Sekali panen, hasilnya bisa sampai tujuh kuintal.

"Per kilogram rimpang dapat dikembangkan menjadi 70 bibit persemaian. Di pasaran, bibit dijual seharga Rp2.500 per buah," katanya.

Dalam budi daya rimpang jahe ini, dirinya hanya menggunakan polybag diisi sekam dan pupuk organik serta campuran tanah untuk media tanam. Polybag bisa disusun secara tumpuk atau berjajar tanpa harus menyesuaikan jarak antar tanaman seperti jika ditanam di kebun.

"Metode ini juga memberikan manfaat lain seperti mempermudah kontrol kadar air, dan memaksimalkan penyerapan nutrisi. Terlebih rimpang jahe sangat rentan terhadap tingginya kadar air dalam tanah. Dengan tidak menggunakan tanah secara langsung, air yang disiramkan ke tanaman akan luruh sehingga dapat menghindari pembusukan," katanya.

Agar produksinya optimal, kata dia, rimpang sebaiknya ditanam di area yang terkena sinar matahari.

"Yang penting rutin disirami tiap pagi dan sore, apalagi jika ditanamnya sebelum musim hujan. Disamping itu juga harus diberi pupuk, paling baik adalah pupuk kandang," katanya.

Selain jahe merah, Dwi Wahyudi juga membudidayakan jahe gajah. Dipilihnya dua jenis jahe itu karena sedang populer dan memiliki harga yang lumayan.

"Per kilogramnya dijual seharga Rp25 ribu," katanya.***3***

(V001)

Pewarta :
Editor: Victorianus Sat Pranyoto
COPYRIGHT © ANTARA 2024