Koridor Strategis Blok C XT-Square jadi percontohan

id XT-Square

Koridor Strategis Blok C XT-Square jadi percontohan

XT-Square (Foto ANTARA/Barikurahman)

Yogyakarta (Antara Jogja) - Manajemen PD Jogjatama Vishesha selaku pengelola Pasar Seni dan Kerajinan Yogyakarta XT-Square akan melakukan penataan penyewa kios kerajinan di Blok C dan menjadikan penyewa di koridor strategis sebagai percontohan.

"Koridor di Blok C yang dianggap strategis adalah koridor yang ada di sisi depan. Mereka harus bisa jadi percontohan sehingga dilakukan penataan ulang supaya lebih dinamis," kata Direktur Operasional dan Pemasaran PD Jogjatama Vishesha Widihasto Wasana Putra di Yogyakarta, Rabu.

Penataan tersebut juga melibatkan 14 Forum Komunikasi UMKM tingkat kecamatan di Kota Yogyakarta yang selama ini menempati koridor strategis di Blok C Zona Kerajinan XT-Square.

Manajemen akan memindahkan enam kios dari Forum Komunikasi UMKM Kota Yogyakarta yang dinilai tidak konsisten membuka kiosnya.

Keenam kios tersebut milik Forum Komunikasi UMKM dari Kecamatan Danurejan, Pakualaman, Wirobrajan, Kotagede, Gondomanan dan Gondokusuman.

Sedangkan kios yang selama ini ditempati oleh Kecamatan Mergangsan, Gedongtengen, Ngampilan, Kraton, Mantrijeron dan Jetis akan tetap dipertahankan di lokasi lama karena keenam forum komunikasi tersebut dinilai konsisten buka.

"Kami melakukan kebijakan ini sebagai sebuah `treatment` agar mereka jera. Jika dibiarkan, maka mereka akan tetap jarang buka," katanya.

Total kios kerajinan di Blok C XT-Square berjumlah 100 unit yang semuanya sudah terisi dengan 70 hingga 80 persen penyewa rajin membuka kiosnya.

"Kondisi yang ada sekarang sudah jauh lebih baik dibanding beberapa tahun sebelumnya. Banyak penyewa di blok kerajinan memperoleh manfaat dari keramaian yang dibangun di XT-Square seperti wahana de-Mata dan de-Arca dan keramaian lain seperti zona kuliner," katanya.

Sementara itu, Kepala Bidang Sumber Daya UMKM Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Pertanian Kota Yogyakarta Tri Karyadi Riyanto mengatakan, kebijakan tersebut merupakan "shock therapy" bagi forum komunikasi yang tidak konsisten buka.

"Ada banyak keluhan yang masuk, tetapi kami tetap akan melaksanakan kebijakan ini karena kami juga merasa sudah memberikan fasilitasi berupa bantuan sewa kios," katanya.

Dinas akan tetap melakukan evaluasi setiap empat bulan sekali dan jika forum komunikasi tersebut tetap tidak rajin buka, maka dinas akan mencabut fasilitasi tersebut.

(E013)

Pewarta :
Editor: Mamiek
COPYRIGHT © ANTARA 2024