Jasindo-UGM kembangkan pendidikan aktuaria

id Aktuaris

Jasindo-UGM kembangkan pendidikan aktuaria

Penandatanganan kerja sama program pengembangan pendidikan aktuaria antara pihak Persatuan Aktuaris Indonesia (PAI), Jasindo, serta FMIPA UGM di Auditorium FMIPA UGM, Senin (Foto Antara/Luqman Hakim)

Yogyakarta, (Antara Jogja) - Asuransi Jasa Indonesia menggandeng Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Gadjah Mada Yogyakarta untuk mengembangkan pendidikan aktuaria sebagai upaya memenuhi kebutuhan tenaga aktuaris.

"Pengembangan program pendidikan bersama perguruan tinggi cukup efektif meningkatkan jumlah aktuaris," kata Deputi Direktur Asuransi Jasa Indonesia (Jasindo) Nastiti Evia seusai penandatanganan kerja sama antara Jasindo, FMIPA UGM, dan Persatuan Aktuaris Indonesia (PAI) di Auditorium FMIPA UGM, Yogyakarta, Senin.

Menurut Nastiti, kerja sama itu merupakan bentuk respons positif perusahaan atas inisiatif program pengembangan 1.000 aktuaris Indonesia yang dicanangkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk memperkuat industri asuransi di Indonesia.

Menurut dia, untuk menjaga kualitas, program pendidikan aktuaria yang dilaksanakan Jasindo Insurance Academy (JIA) di Jakarta itu didesain dengan mengacu materi perkuliahan FMIPA UGM yang disetarakan dengan mata ujian profesi aktuaris dan sertifikasi dari Persatuan Aktuaris Indonesia (PAI).

"Jadi dalam program kami itu akan memberikan edukasi sekaligus literasi mengenai profesi aktuaris," kata dia.

Ia mengatakan hingga saat ini program yang telah terlaksana sejak dua tahun lalu itu diikuti oleh 643 peserta dengan jumlah lulusan yang disetarakan sesuai ketentuan PAI sebanyak 150 peserta dari berbagai subjek perkualiahan.

"Peserta berasal dari berbagai perusahaan asuransi baik kerugian maupun jiwa, instituai keuangan lainnya dan terbuka kesempatan untuk masyarakat umum yang akan berkarir sebagai aktuaris di Industri Asuransi," kata dia.

Ketua Persatuan Aktuaris Indonesia (PAI) Rianto Ahmadi Djojosugito mengatakan saat ini Indonesia masih kekurangan tenaga aktuaris. Saat ini jumlah tenaga aktuaris di Indonesia sebanyak 600 orang, padahal dalam dunia asuransi saja masih dibutuhkan lebih dari seribu aktuaris.

"Kekurangan masih mencapai 1.500 tenaga aktuaris dan perusahaan yang membutuhkan akan terus berkembang. Kekurangan terbesar adalah untuk tenaga aktuaris di asuransi umum," kata dia.

Wakil Rektor Bidang?Pendidikan, Pengajaran dan Kemahasiswaan (PPK) UGM Djagal Wiseso Marseno menilai kerjasama pengembangan pendidikan aktuaria antara UGM, Jasindo, dan PAI perlu terus ditingkatkan.

Bahkan UGM melalui FMIPA, kata dia, juga berencana membuka program studi aktuaria mengingat mengingat masih sedikitnya tenaga aktuaris dan di sisi lain banyaknya lapangan pekerjaan yang berkaitan dengan profesi itu.

"Industri akan semakin banyak membutuhkan tenaga aktuaris mulai dari asuransi, investasi, serta perbankan. Mudah-mudahan tahun depan bisa membika program studi itu," kata dia.




(T.L007/B/N002/N002)