Bantul (Antaranews Jogja) - Pemerintah Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, menyatakan banjir yang merendam lahan pertanian pesisir akibat luapan air muara sungai di wilayah Pantai Samas pada akhir Juli hingga awal Agustus ini terjadi lebih cepat dibanding tahun-tahun sebelumnya.
"Kalau air muara sungai di wilayah Samas naik itu hampir tiap tahun terjadi, tetapi besar kecilnya tidak sama, cuma untuk tahun ini lebih cepat, agak maju dari biasanya," kata Kepala Dinas Pertanian, Pangan, Kelautan dan Perikanan Bantul Pulung Haryadi di Bantul, Sabtu.
Menurut dia, meluapnya air muara sungai di kawasan Pantai Samas sejak akhir Juli hingga awal Agustus ini karena ketinggian air laut selatan naik, sehingga aliran air sungai tidak dapat mengalir ke laut, namun meluap di sekitar muara.
Di sekitar muara Pantai Samas terutama sebelah timur yaitu Dusun Baros Desa Tirtohargo terdapat puluhan hektare lahan pertanian petani, bahkan pihaknya mencatat ada 21 hektare lahan yang mayoritas bawang merah terendam air payau atau campuran air sungai dengan laut.
"Perkiraan itu seperti kejadian tahun-tahun sebelumnya terjadi pada September, namun sekarang maju pada akhir Juli sudah naik, ini dipicu karena gelombang tinggi yang terjadi dalam beberapa pekan terakhir," katanya.?
Ia mengatakan karena musibah karena fenomena alam di pesisir pantai selatan Bantul terjadi lebih cepat maka tanaman milik petani yang masih dalam proses berbuah terendam. Kejadian ini tidak diduga petani maupun pemerintah daerah.
"Sebenarnya lahan pertanian di kawasan Baros sudah diperhitungkan dengan kondisi alam seperti itu, dan petani sudah pintar, sudah antisipasi agar September tidak ada tanaman, namun feneomena alam maju, sehingga terendam sebelum waktu panen," katanya.
Pulung juga mengatakan, berkaitan dengan lahan pertanian terutama bawang merah yang terendam banjir air payau, dipastikan sudah tidak dapat dipanen karena meluapnya air muara sungai.
"Ada 15 hektare bawang merah yang terdampak, jelas sudah tidak dapat dipanen, dan nanti tinggal buat berita acara puso (gagal panen), saya dan teman-teman sudah lihat di lapangan. Dan ini musibah karena fenomena alam," katanya.
(KR-HRI) 04-08-2018 11:48:32
Berita Lainnya
Alarm bencana bakal dipasang di Gunung Semeru, Lumajang, Jatim
Selasa, 23 April 2024 5:06 Wib
Jatim tangani banjir lahar dingin Gunung Semeru, Lumajang
Minggu, 21 April 2024 20:33 Wib
Banjir landa Pakistan-Afghanistan, 168 orang meninggal
Sabtu, 20 April 2024 21:24 Wib
Terseret banjir lahar dingin Gunung Semeru, sepasang suami istri tewas
Jumat, 19 April 2024 20:36 Wib
Rusia diterpa banjir bandang, 13.500 warga dievakuasi
Kamis, 18 April 2024 6:25 Wib
Hujan terpa sejumlah wilayah Indonesia
Selasa, 9 April 2024 8:28 Wib
Australia banjir, ratusan orang dievakuasi
Senin, 8 April 2024 10:24 Wib
Pelaku wisata antisipasi bencana hidrometeorologi saat libur Lebaran 2024
Sabtu, 6 April 2024 17:22 Wib