Yogyakarta (Antaranews Jogja) - Sebanyak 30 truk "cakep" yang memiliki tampilan unik dan menarik dengan beragam gambar kreatif menggelar parade keliling Kota Yogyakarta sebagai bagian dari penyelenggaraan Jogja Truck Festival.
Kreativitas melalui truk ini sangat luar biasa. Truk yang selama ini dikenal sebagai kendaraan pengangkut pun ternyata bisa menjadi media seni yang menarik," kata Wakil Wali Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi usai melepas parade truk dari Balai Kota Yogyakarta, Jumat.
Puluhan truk yang tidak hanya dikemudikan oleh kaum laki-laki tetapi juga perempuan tersebut berparade dengan melintasi sejumlah jalan utama di Kota Yogyakarta.
Dari balai kota, truk melintas Jalan Kenari, Jalan Gayam, Jalan dr. Sutomo, Stadion Kridosono, Jalan Abu Bakar Ali, Jalan Malioboro, Jalan Pangeran Senopati, simpang Gondomanan, Pojok Beteng Timur, Tungkak, Jalan Veteran dan berakhir di Gedongkuning atau di Jogja Expo Center (JEC) sebagai pusat penyelenggaraan Jogja Truck Festival pada 8-9 September.
Heroe pun optimistis bahwa kegiatan tersebut akan memberikan dampak positif ke masyarakat termasuk dampak pada perkembangan seni grafis.
Sementara itu, Ketua Panitia Jogja Truck Festival (JTF) Indro Kimpling Suseno mengatakan, selain parade juga akan digelar festival truk yang diikuti 170 truk dan pikap yang sudah dimodifikasi, baik interior maupun eksteriornya.
Pemilik truk ternyata memiliki kreativitas yang luar biasa. Truk yang sudah dimodifikasi tersebut menjadi kebanggaan bagi pemiliknya," kata Indro.
Tidak hanya mengecat bak truk dengan beragam lukisan yang menarik dan biasanya berwarna cukup mencolok, truk pun dimodifikasi dengan aneka tambahan fitur, seperti sun roof dan air suspension.
Ini bukan hanya kreativitas di bidang seni saja tetapi juga sudah melibatkan teknologi, kata Indro.
Dalam festival tersebut akan dilakukan penilaian untuk truk modifikasi. Kegiatan diikuti peserta dari 14 wilayah dari seluruh Indonesia bahkan dari luar Pulau Jawa seperti Bali dan Lombok.
Dari peserta yang sudah mendaftar dapat diketahui bahwa dunia truk sangat dekat dengan kreativitas. Tidak jarang, pemilk harus mengeluarkan dana yang tidak sedikit untuk modifikasi. Bahkan bisa mencapai Rp300 juta, katanya.
Sebagian besar truk yang mengikuti festival, lanjut Indro, biasanya tidak digunakan untuk moda angkutan pasir dan batu atau jenis bahan galian lain.
Truk-truk tersebut lebih banyak digunakan untuk pengangkut barang-barang spesifik seperti tekstil, katanya.
Salah satu perempuan yang menjadi pengemudi truk, Rukhayati mengatakan sudah dua tahun menjadi pengemudi dan kemudian diundang untuk hadir dalam festival tersebut sebagai ikon. "Sudah dua tahun terakhir ini. Saya dari Sumatera Selatan," kata perempuan berusia 21 tahun itu.
Berita Lainnya
Parade Pegon diusulkan menjadi warisan budaya tak benda
Senin, 22 April 2024 6:38 Wib
Parade Ogoh-ogoh di Badung, Bali, dibanjiri wisatawan
Senin, 11 Maret 2024 5:49 Wib
Beragam baju tradisional RI meriahkan Hari Kebangsaan Brunei Darussalam
Minggu, 25 Februari 2024 11:26 Wib
Cap Go Meh semangat baru keberagaman budaya Indonesia
Senin, 19 Februari 2024 3:21 Wib
Seorang tewas, 15 luka-luka di parade Kansas City Chiefs
Kamis, 15 Februari 2024 7:24 Wib
Sejumlah desainer ambil bagian dalam Jogja Fashion Parade 2024
Minggu, 3 Desember 2023 11:09 Wib
Bupati: Transportasi tradisional bisa menjadi daya tarik wisata Sleman
Minggu, 19 November 2023 17:07 Wib
Kesejahteraan prajurit- pensiunan TNI harus ditingkatkan, pinta SBY
Selasa, 10 Oktober 2023 2:14 Wib