Sasaran sapi indukan wajib bunting di Bantul ditingkatkan

id sapi

Sasaran sapi indukan wajib bunting di Bantul ditingkatkan

Ternak sapi di Pasar Hewan Imogiri, Kabupaten Bantul, DIY (Foto Antara/Hery Sidik)

Bantul (Antaranews Jogja) - Dinas Pertanian, Pangan, Kelautan dan Perikanan Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, pada tahun 2019 akan meningkatkan sasaran ternak untuk ikut program Sapi Indukan Wajib Bunting.
    
"Program Sapi Indukan Wajib Bunting (Siwab) di Bantul tahun ini tercapai, tahun depan jangan hanya pertahankan, tapi kita tingkatkan terus, karena kita kejar populasi sapi itu tidak mudah," kata Kepala Dinas Pertanian, Pangan, Kelautan dan Perikanan Bantul Pulung Haryadi di Bantul, Jumat.
    
Menurut dia, pada tahun 2018, program percepatan peningkatan populasi sapi melalui Inseminasi Buatan (IB) gratis yang difasilitasi pemerintah itu untuk Bantul sekitar 30 ribu sapi, dan sudah terealisasi.
    
Ia mengatakan, dari hasil evaluasi pelaksanaan program Siwab itu, salah satunya masyarakat atau kelompok peternak meminta agar program tersebut diratakan ke seluruh Bantul, agar populasi ternak itu juga merata.
    
"Tetapi kan tidak mungkin (diratakan, red), karena anggaran pemerintah terbatas, tapi minimal (tahun 2019) naik sepuluh persen dari tahun ini, yang kita inginkan seperti itu, kalau tahun ini 30 ribu mungkin 33 ribu sapi," katanya.
    
Pulung mengatakan, dengan peningkatan sasaran program Siwab tersebut, maka harapannya sapi betina yang masih produktif bisa bunting dan melahirkan pedet (anak sapi), sehingga nantinya bisa untuk memenuhi kebutuhan daging.
    
"Untuk mengejar populasi sapi itu tidak mudah, sehingga dengan program Siwab dan kalau lahirnya lebih banyak, maka akan mencukupi kebutuhan konsumsi daging di Bantul ataupun DIY," katanya.
    
Menurut dia, berkaitan dengan persiapan program Siwab di 2019, dilakukan seperti pada 2018, tetapi lebih ditingkatkan. Saat ini berdasarkan data yang dihimpun instansinya, populasi sapi di seluruh Bantul sekitar 52 ribu ekor.
    
"Siwab ini dari pusat dan sudah beberapa tahun ini berjalan, dulu kita pernah programkan, tetapi pusat programkan, jadi (program dari Bantul) kita hentikan, agar tidak dobel," katanya.