Sleman (ANTARA) - Kelompok Pengelola Sampah Mandiri (KSM) Kenanga, Desa Merdikorejo, Kecamatan Tempel, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta yang berhasil mengolah sampah menjadi berbagai barang produk ulang hingga memiliki nilai ekonomis, menghadapi kesulitan dalam mengoptimalkan pemasarannya.
"Banyak yang dapat dihasilkan dari pengelolaan sampah di sini. Untuk sampah organik dijadikan pupuk kompos dan untuk sampah plastik dibikin berbagai produk kerajinan. Hanya saja kami masih kesulitan dalam pemasaran," kata Ketua KSM Kenanga Merdikorejo, Tempel Haryati Sumiati di Sleman, Kamis.
Menurut dia, untuk saat ini dari sektor pemasaran produk daur ulang tersebut memang belum maksimal.
"Kami sangat mengharapkan bantuan dalam pemasaran, selama ini pemerintah baru membantu dalam hal pelatihan," katanya.
Ia mengatakan, KSM Kenanga Merdikorejo bisa mengolah sampah botol dan plastik kemasan menjadi kerajinan yang memiliki nilai jual.
"Produk yang dihasilkan seperti tas, bunga plastik, piring dan tirai dari botol minuman," katanya.
Ia mengatakan, kelompoknya baru memproduksi kerajinan-kerajinan tersebut jika ada pesanan dari konsumen.
"Produksi kerajinan tidak tentu, kalau sebulan ada pesanan baru bikin kalau tidak ya sesempatnya saja," katanya.
Haryati mengataakn, memang kendala utama selama ini ada di pemasara, karena minimnya jaringan pemasaran.
"Kami berharap pemerintah bisa membantu mencarikan 'link' untuk pemasaran," katanya.
Ia mengatakan, saat ini cara pemasaran produk daur ulang sampah anorganik di kelompoknya masih melalui online. Selain itu juga dari mulut ke mulut.
"Kalau ada pameran kami juga titipkan untuk dipasarkan di situ," katanya.
Sedangkan perbandingan antara sampah organik dan anorganik yang diolah sebesar 20:80. Jika dihitung, pemanfaatan sampah plastik yang diubah menjadi kerajinan ini tentu akan mengurangi jumlah sampah yang ada.
"Satu tas slempang sederhana saja bisa dibuat dengan puluhan lembar plastik kemasan bekas," katanya.
Selain mengurangi jumlah sampah plastik, produk kerajinan tersebut sebenarnya dapat menambah perekonomian masyarakat.
"Harga jual kerajinan dari plastik bekas itu bisa sampai Rp250 ribu. Namun sekali lagi itu kalau ada pesanan, atau kalau ada kunjungan dari pejabat baru kami buat," katanya.
Kepala Bidang Perindustrian Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Sleman Dwi Wulandari mengataakn jika pihaknya turut membantu dalam penjualan produk daur ulang dari sampah. Tetapi memang tidak semua bisa dijual begitu saja.
"Ya produk harus lolos kurasi," katanya.
Ia mengatakan, produk daur ulang yang bisa dibantu pemasarannya adalah produk yang berasal dari Sleman. Selain itu, juga harus lolos dalam kurasi oleh tim dari Disperindag Sleman.
"Selain itu produksinya harus berkelanjutan. Sebenarnya kalau layak dan potensial akan kami bantu," katanya.
Berita Lainnya
Airlangga Hartarto kaji ulang BLT Mitigasi Risiko Pangan
Selasa, 23 April 2024 0:18 Wib
Petenis Tsitsipas tanding ulang di final Barcelona Open 2024
Minggu, 21 April 2024 14:32 Wib
CooperVision-Plastic Bank kerja sama daur ulang plastik di Indonesia
Kamis, 18 April 2024 6:27 Wib
Pemkab Sleman lakukan tera ulang timbangan zakat di masjid-masjid
Kamis, 28 Maret 2024 14:05 Wib
AMIN tuntut Gibran didiskualifikasi hingga Pemilu 2024 ulang
Selasa, 26 Maret 2024 14:04 Wib
Ganjar-Mahfud tuntut diskualifikasi 02 hingga Pemilu 2024 ulang
Selasa, 26 Maret 2024 14:02 Wib
Gibran emoh respons Pemilu 2024 ulang tanpa dirinya
Senin, 25 Maret 2024 13:11 Wib
Lokasi bunuh diri sekeluarga di Jakarta Utara diperiksa ulang polisi
Rabu, 13 Maret 2024 20:29 Wib