Yogyakarta (ANTARA) - Warga Kampung Dukuh, RW 13 Kelurahan Gedongkiwo, Kemantren Mantrijeron menunjukkan kepedulian mereka terhadap lingkungan dengan mengusung tema daur ulang sampah dalam karnaval dalam rangka merayakan HUT ke-80 RI yang digelar pada Minggu (31/8/2025).
Karnaval yang berlangsung meriah ini melibatkan berbagai elemen masyarakat, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa, yang bersama-sama menciptakan karya seni dan kostum unik berbahan daur ulang.
Kegiatan ini menjadi contoh nyata bagaimana sampah dapat diubah menjadi barang berguna dan bernilai seni. Berbagai bahan bekas seperti plastik, kertas, dan kain digunakan untuk membuat kostum karnaval yang menarik. RT 63 dan RT 64, misalnya, mengusung tema sepakbola Total Football Garuda Sakti, dengan menggunakan limbah plastik untuk dekorasi dan atribut, menciptakan suasana yang berbeda dari karnaval tradisional.
Baca juga: Wabup Gunungkidul : Karnaval HUT RI wujud cinta warga terhadap budaya
Jalan utama di sepanjang RT 63 dibuat seolah-olah sebagai lapangan sepakbola, lengkap dengan halfway line (garis tengah lapangan-red), touchline (garis samping lapangan-red), goal line (garis gawang-red), baseline dan juga bambu melintang dihiasi lampu seolah-olah sebagai gawang.
Dipasang juga papan score, poster-poster dukungan untuk kompetisi sepakbola, umbul-umbul lengkap dengan lampion bola dan gapura dari bambu yang menggambarkan sepakbola di depan gang masuk RT 63.
Sedangkan RT 65 menampilkan ikon Tugu Jogja, sedangkan RT 66 menonjolkan gagrak Ngayogyakarta dalam pemilihan kostum karnavalnya.
Wakil Wali Kota Yogyakarta Wawan Hermawan, yang hadir untuk melepas peserta karnaval, memberikan apresiasi tinggi terhadap kreativitas warga.
“Ini sangat baik dan disambut antusiasme warga dengan menggunakan kostum yang menarik dan lucu-lucu. Semua, dari anak-anak sampai orang tua ikut, sehingga membuat suasana keakraban tampak terjalin. Kembali lagi bahwa ini menunjukkan ciri khas karakter masyarakat Yogyakarta yaitu gotong royong,” katanya.
Baca juga: Ini deretan artis semarakkan kendaraan hias Kemenbud Reog Ponorogo
Ke depan, Wawan berharap agar lebih bisa ditingkatkan lagi dan digali potensi kampung Dukuh RW 13 di Gedongkiwo seperti nguri-uri kabudayaan peninggalan sesepuh yang ada.
"Kegiatan seperti ini merupakan sarana guyup rukun warga yang migunani,” kata Wawan
Lurah Gedongkiwo, Sunu Sari Husada juga menegaskan pentingnya kegiatan tersebut sebagai media untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat tentang pengelolaan sampah dan cinta tanah air.
"“Seperti ini salah satu kegiatan yang mengedukasi masyarakat khususnya anak-anak muda agar tertanamnya cinta tanah air, sehingga nanti generasi muda betul-betul mencintai tanah air dan masyarakat guyub rukun membangun Kelurahan Gedongkiwo bersama-sama,” katanya.
Ketua RW 13 Arif Kusnadi mengaku bersyukur dengan antusiasme warganya dan berharap kegiatan tersebut dapat terus menumbuhkan rasa kekeluargaan, guyup rukun, dan bahagia.
“Alhamdulillah, kegiatan pada pagi hari ini berjalan dengan lancar. Semua masyarakat bahagia, guyup rukun itu yang kita harapkan,” pungkas Arif Kusnadi, Ketua RW 13 Gedongkiwo.
Baca juga: Kemenbud sampaikan pesan pelestarian budaya lewat Reog Ponorogo
Baca juga: Kirab pembawa baki bendera Merah Putih disambut antusias di Monas
Baca juga: Pemkab Bantul ekspresikan kreativitas warga melalui Creative Carnival
